SuaraBali.id - Kondisi mata biru yang langka dan dimiliki oleh bocah asal Buleleng bernama Ketut Adi (9) mendapat perhatian dari dokter RS Mata Bali Mandara Dr. Novita Rismawati, SpM (Pediatric Opthalmology).
Menurutnya hal itu terjadi karena faktor genetik atau keturunan.
"Istilah di medis Heterokromia Iridium, dapat menjadi bagian dari kondisi genetik. Irisnya saja yang berubah dan memang kebanyakan adalah karena genetik atau keturunan," kata Dr. Novita, Kamis (8/9/2022).
Bocah asal Buleleng bermata biru tersebut banyak dibahas di sosial media lantaran memiliki keunikan karena matanya berwarna biru terang, warna tersebut berbeda dengan mata orang Indonesia dan cenderung dimiliki keturunan Eropa.
Sedangkan pada iris kedua matanya berwarna biru, kondisi ini hampir serupa dengan ayahnya. Ayah dari anak laki-laki kelas 3 di SDN 1 Kenderan, Buleleng itu juga memiliki mata biru, namun hanya pada mata bagian kiri, pun juga warnanya tak seterang Ketut Adi.
"Kalau yang seperti ini saya rasa karena keturunan, karena saya tidak cek langsung. Perubahan warna iris ini ada juga yang sakit lain tapi harus dicek lagi semuanya. Jadi, harus dikomparasi apa memang murni mata saja atau yang lainnya," ujar dokter Novita.
Hal itulah yang disebut Heterokromia Iridium, namun menurut dokter RS Mata Bali Mandara tersebut tak ada hal yang membahayakan selain beresiko silau ketika melihat sinar matahari.
"Kalau dia murni umumnya tidak ada gangguan penglihatan, jadi hanya warna saja. Tapi memang ada beberapa yang lebih rentan dengan sinar matahari dan cepat merasa silau. Rata-rata memang begitu, ada juga yang bawaan, tidak ada masalah bisa beraktivitas biasa dan mungkin sudah terbiasa," ujar Dr. Novita kepada media.
Ia pun mengaku baru pertama kali mendapati ini di Bali. Sebelumnya, temuan iris mata biru yang murni disebut pernah ada di Bandung, Jawa Barat.
Sebelumnya, di Minangkabau Sumatera Barat juga pernah ditemukan kondisi mata biru, namun disebabkan oleh Sindrom Waardenburg.
"Sindrom Waardenburg itu ada gangguan lain. Sindrom itu adalah kumpulan, makanya harus dicek lagi. Tapi kalau seandainya sindrom itu ada, selain matanya dia harus dicek yang lain. Biasanya ada gangguan pendengaran atau kadang tipe yang berat itu motoriknya ada yang bermasalah," ujarnya.
Namun dari yang ia ketahui, dalam kasus mata biru yang dimiliki bocah asal Banjar Dinas Delod Peken, Desa Adat Buleleng, Kabupaten Buleleng, itu, tidak ada masalah, karena kehidupan sehari-harinya berlangsung normal.
"Mungkin orang ini memang ada pembawa dari gen. Dia tetap akan begitu, kehidupannya seperti biasa," kata Dr. Novita menerangkan. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
7 Rekomendasi Tempat Wisata Viral di Bogor: Negeri Dongeng Mini hingga Sensasi Tenda Mongolia
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali