SuaraBali.id - Isu kiamat yang merebak di media sosial ternyata membuat sebuah warga negara ketakutan. Hal ini seperti yang terjadi di Kamboja.
Ada warga di negara tersebut yang saking ketakutannya sampai mengungsi ke provinsi Siem Reap di barat laut. Hal ini karena isu kiamat yang merebak di media sosial.
Pengikut seorang politisi bernama Khem Veasna mengembuskan isu kiamat tersebut. Ia pun menyebut ada lubang hitam di tulang punggungnya dan mengunggah postingan mengenai banjir besar yang akan menghapus isi bumi.
Akan tetapi menurutnya ada satu lahan pertanian yang dikatakan akan selamat dan mendesak orang untuk bergabung di sana.
"Saya tidak bisa tidur karena setiap kali saya tidur, sumsum tulang belakang saya menarik sangat keras, karena dunia runtuh, dan air mengalir ke celah," tulisnya, Minggu (3/9/2022).
Ia pun meminta para pekerja migran untuk segera pulang. Dari sejumlah foto yang dibagikan di laman Facebook-nya, sekitar 15-20 ribu orang telah datang ke wilayah tersebut dan diyakini akan lebih banyak orang berdatangan.
Mereka datang disebut untuk menunggu kiamat di rumah pertanian politisi. Sedangkan bagi yang tidak bisa masuk, akhirnya menunggu di gerbang dan mendengarkan lewat pengeras suara.
Tindakan Veasna diyakini bisa memengaruhi reputasi pekerja migran Kamboja, khususnya di Korea Selatan. Juru Bicara Kementerian Tenaga Kerja Kamboja Heng Sour mendesak warganya yang bekerja di negara itu untuk tidak mengikuti permintaan Veasna.
Bahkan dia menyebut ajakan tersebut sebagai "takhayul seorang individu".
Baca Juga: Curhat Pilu Kekasih Brigadir J : Jangan Sakit, Kalau Sakit Abang Sedih
"Berhenti dari pekerjaan dan kembali ke Kamboja, secara perlahan mempengaruhi reputasi pekerja Khmer, yang selama ini selalu mendapatkan rasa hormat dan cinta dari majikan Korea," katanya.
"Tolong percaya bahwa jika dunia mengalami bencana banjir seperti yang dikatakan orang itu, para ilmuwan akan mengumumkan keadaan darurat di seluruh dunia. Dan jika dunia tenggelam, lahan pertanian individu juga tidak akan ada. Itu pun akan tenggelam.
Pengamat di Universitas Lund, Astrid Noren-Nilsson, mengatakan Veasna merupakan tokoh populer dan dinilai "mengisi kekosongan" pada lanskap politik Kamboja.
Diketahui bahwa di negara tersebut, Veasna dikenal kritis pada pemerintah.
Pada pemilihan 2018 lalu, Veasna mengantongi 310 ribu suara namun kalah dari penguasa Partai Rakyat Kamboja.
Selanjutnya dia membawa para pengikutnya dalam gerakan sosial milenarianisme, yakni keyakinan pada suatu kelompook atau keagamaan atau politik mengenai transformasi besar pada masyarakat untuk berubah pada titik tertentu.
Berita Terkait
-
Konflik Thailand-Kamboja Memanas, Banyak Polisi Preman dan Intel Dikerahkan Selama SEA Games 2025
-
Permalukan Orang Jadi Hiburan: Fenomena Prank yang Melenceng Jadi Bullying!
-
Bikin Heboh Medsos, Ini Pelajaran Penting dari Drama Tumbler Hilang di KRL
-
Cyberbullying: Ketika Komentar Jahat Disebut Ongkos Berada di Internet
-
Dewi Astutik Diringkus Tapi Perang Belum Usai, Membedah Ancaman dan Solusi Perang Narkoba Indonesia!
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Perkuat UMKM Difabel Lewat Pelatihan Administrasi dan Wirausaha
-
Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025
-
Investor Muda Bali Serbu Bursa Saham: 1 dari 3 Investor Baru Berusia 18-25 Tahun
-
Ini 13 Restoran Langgar Aturan di Sawah Terindah Bali