Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 05 September 2022 | 09:28 WIB
Okokan Kolosal Nangluk Merana Show ditampikan di Tanah Lot Art & Food Festival. [dokumentasi pribadi]

SuaraBali.id - Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan membuat para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus bisa melakukan efisiensi pada biaya operasional. Pengamat menilai ini adalah solusi di tengah dampak kenaikan harga.

"Bagi pelaku usaha hotel harus bisa menerapkan program green energy, yang ramah lingkungan untuk mengurangi biaya operasional," kata pengamat pariwisata Taufan Rahmadi, Minggu (5/9/2022).

Menurutnya, kenaikan harga BBM akan berdampak pada sektor pariwisata, sehingga para pelaku industri pariwisata pasti menyesuaikan kenaikan tarif kamar hotel, transportasi, bahan pokok dan jasa layanan wisata lainnya.

Selain itu kenaikan harga BBM berdampak pada banyaknya wisatawan nusantara akan mengurangi dan menunda rencana liburan.

Baca Juga: Saat Harga BBM Pertalite Rp 10 Ribu Dikeluhkan, di Manokwari Sudah Mencapai Rp 20 Ribu

Ini akan membuat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia terancam berkurang.

"Kunjungan wisatawan akan berkurang, karena sewa hotel ikut naik dampak kenaikan BBM," katanya.

Kenaikan harga BBM bukan hanya akan dialami oleh travel dan maskapai penerbangan yang menaikkan harga, tetapi juga para supplier yang akan menaikkan harga, karena biaya transportasi yang meningkat.

"Semua pelaku wisata pasti akan melakukan penyesuaian tarif," katanya.

Namun demikian ia meyakini ini hanya bersifat sesaat, karena baik di industri pariwisata maupun ekonomi kreatif seringkali terbukti cepat beradaptasi dan mempunyai solusi hingga dapat segera mengatasi dampak tersebut.

"Semoga para pelaku wisata bisa beradaptasi dengan kenaikan harga BBM ini. Seperti melakukan efisiensi dari biaya operasional," katanya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, solar bersubsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter; dan pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. (ANTARA)

Load More