SuaraBali.id - Bagi pasangan suami istri, kehamilan mungkin menjadi hal yang sangat ditunggu. Terlebih kehamilan anak pertama yang sudah lama dinantikan.
Biasanya orang tua bisa mengetahui jenis kelamin anaknya sejak usia 20 minggu ke atas. Untuk mengetahui soal jenis kelamin bayi dalam kandungan bisa dilakukan USG.
Namun masih ada mitos masyarakat Indonesia yang seolah bisa menebak jenis kelamin bayi dalam kandungan sang ibu.
"Katanya bisa dilihat dari bentuk perut atau kebiasaan ibu. Padahal untuk menentukan jenis kelamin, kita enggak bisa hanya melihat kondisi fisik ibu atau gejala yang muncul sewaktu hamil. Itu bisa berbeda-beda setiap ibu, ada yang muncul, ada yang tidak," jelas dokter umum dr. Jeffry Kristiawan, dikutip dari kanal YouTube Tanyakan Dokter.
Jenis kelamin bayi biasanya sudah berusia di atas 20 minggu, tetapi pembentukan jenis kelamin itu sebenarnya sudah terjadi sejak masih pembuahan.
"Jadi ketika sel telur bertemu dengan sel sperma pada saat itu juga jenis kelamin sudah ditentukan. Misal, sel sperma yang membawa kromosom Y membuahi sel telur akan menjadi anak laki-laki. Sebaliknya, apabila sperma yang membawa kromosom X membuahi sel telur, maka akan menjadi anak perempuan," paparnya.
Selain itu diungkapkan pula paparan ilmiah mengenai lima anggapan kondisi ibu yang masih sering disebut jadi pertanda jenis kelamin ibu.
1. Bentuk Perut Lonjong
Masih banyak anggapan di masyarakat kalau perut ibu lancip ke depan menandakan bayi yang dikandungnya laki-laki. Padahal anggapan itu keliru.
Dokter Jeffry menjelaskan bahwa kondisi itu disebabkan karena posisi janin. Perut ibu hamil nampak lancip akibat posisi janin menghadap ke belakang atau ke depan, baik kepalanya di atas atau di bawah.
Janin juga bisa saja mengubah posisinya jadi melintang ke samping, sehingga membuat perut ibu jadi terlihat lebar. Kedua posisi seperti itu bisa dilakukan oleh janin dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
2. Detak Jantung
Anggapan lainnya terkait detak jantung bila lebih lambat atau lebih cepat juga menandakan jenis kelamin tertentu. Lagi-lagi itu keliru. Sebab, detak jantung janin yang normal harus berkisar antara 110 sampai 160 per menit.
"Di luar itu, terlalu lambat atau terlalu cepat, menandakan kondisi janin tidak bagus. Bukan berarti kalau janin cowok detak jantungnya jadi lebih tinggi, kalau terlalu lambat pun bukan berarti jadinya bayi perempuan. Bisa jadi kondisi janin tidak bagus, maka kita tidak bisa jadikan patokan detak jantung sebagai penentu jenis kelamin," kata dokter Jeffry.
3. Ibu Mudah Berjerawat dan Tidak Suka Makeup
Berita Terkait
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
5 Sabun Muka yang Aman untuk Ibu Hamil: Formula Lembut Bebas Zat Berbahaya
-
Ibu Hamil Tewas Terjebak di Kebakaran Gedung Terra Drone
-
7 Rekomendasi Body Lotion yang Aman untuk Ibu Hamil: Cegah Stretch Mark dan Iritasi!
-
7 Pilihan Moisturizer yang Bumil Friendly, Aman Dipakai Ibu Menyusui Juga
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun