
SuaraBali.id - Nusa Penida adalah sebuah pulau kecil di bali yang kini berkembang sebagai salah satu pusat wisata di Indonesia. Pulau ini memiliki sejuta keindahan yang membuat wisatawan selalu rindu untuk kembali.
Namun tak banyak yang tahu sejarah di balik pulau Nusa Penida yang menjadi tempat pengasingan hingga tempat pembuangan.
Dulu, Nusa Penida sempat jadi tempat untuk mengasingkan dan bahkan 'membuang' sejumlah orang yang dianggap bermasalah.
Pada masa antara abad ke-9 dan ke 10, Pulau Nusa Penida punya tempat tersendiri dalam sejarah Bali.
Baca Juga: Bali United Vs Persija di Laga Perdana Liga 1 Diprediksi Berlangsung Sengit
Dalam Penelitian Sejarawan Ida Bagus Sidemen, Penjara di Tengah Samudra: Studi tentang Nusa Penida sebagai pulau buangan, menunjukkan bahwa Kesari Warmadewa menggunakan Nusa Penida Sebagai Simbol Kemenangan dari berbagai pihak yang berseteru dengan Bali.
Pulau ini awalnya merupakan basis perdagangan. hal tersebut terjadi setelah penduduk lombok yang ada di Nusa Penida berhasil ditundukkan Bali. Kemudian terus berlanjut sampai abad ke 17.
Nusa Penida kemudian diindikasi memerdekakan diri oleh petinggi di Nusa Penida. Pemerintahan sempat terbentuk pada abad ke 16 dengan pemimpin Ratu Sawang.
Kemudian ditaklukkan kembali oleh laskar Bali. Namun api belum mereda, di Abad 17 pemberontakan kembali terjadi.
Kekuasaan Bali di Nusa Penida tetap bisa bertahan, hingga akhirnya kerajaan di Bali terpecah menjadi sejumlah kerajaan kecil. Nusa Penida Masuk Wilayah Kerajaan Klungkung.
Baca Juga: Philippines AirAsia Kembali Hadir, Kini Ada 20 Rute Internasional di Bandara Ngurah Rai
Kemudian dalam sejumlah catatan Belanda banyak yang menyebut Pulau Nusa Penida adalah Pulau Bandit. Pulau yang berisi orang bermasalah dari Pulau utama.
Julukan Bandit disematkan karena kebijakan raja-raja Bali yang menjadikan Nusa Penida sebagai 'penjara' untuk pelanggar hukum dengan hukuman pengasingan seumur hidup.
Dahulu Pulau Nusa Penida dianggap dapat 'menyengsarakan' para tahanan.
Berita Terkait
-
Kisah Sukses UMKM "Bali Nature" yang Go Internasional Setelah Mendapat Sentuhan Pemberdayaan BRI
-
Misa Khusyuk di Denpasar: Umat Katolik Kenang Paus Fransiskus dalam Doa
-
Bali United Kembali ke Jalur Kemenangan, Stefano Cugurra Incar Happy Ending
-
5 Kuliner Tapanuli yang Bikin Nagih, Bisa jadi Pilihan Wisatawan saat Liburan
-
Ingin Buat Bali United Gigit Jari, PSM Makassar Belajar dari Masa Lalu?
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 5 Rekomendasi Body Lotion Lokal untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai Rp17 Ribu
- Cyrus Margono Terancam Tak Bersyarat Bela Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2025
- Rangkaian Skincare Viva untuk Memutihkan Wajah, Murah Meriah Hempas Kulit Kusam
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp70 Jutaan: Lengkap dengan Spesifikasi dan Estimasi Pajak
Pilihan
-
10 SD Negeri Favorit di Pekanbaru, Rekomendasi Jelang Anak Masuk Sekolah
-
Jay Idzes Kirim Kode Keras Gabung Inter Milan
-
Bobotoh Bersuara: Ciro Alves Sayonara, Viking Anggap Itu Misteri
-
Gelombang Kekesalan Jakmania Memuncak: Carlos Pena di Ujung Tanduk Pemecatan
-
Hasil Seri Kontra Arema FC Bikin Bangga Persebaya, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Cuan, Buka Amplop DANA Kaget Sekarang, Saldo Gratis Ratusan Ribu Masih Aktif
-
Luna Maya Merasa Beruntung Orangtua Maxime Bouttier Open Minded, Tak Pandang Masa Lalu
-
3 Link Spesial DANA Kaget Malam Ini, Jangan Sampai Kelewatan Dan Hilang
-
Cara-cara Curang Wisatawan Asing Bisnis Akomodasi Tak Berizin di Bali, Bikin Rugi Hotel Resmi
-
Prabowo Masukkan Proyek Bandara Bali Utara Dalam RPJMN Meski Sempat Ditentang Megawati