SuaraBali.id - Salah satu hotel paling terkenal di Makau Grand Lisboa dikunci setelah belasan kasus COVID-19 ditemukan di sana pada Selasa (5/6/2022).
Adapun penguncian hotel Grand Lisboa itu dilakukan ketika infeksi COVID-19 meluas di pusat perjudian terbesar di dunia itu.
Ada 16 gedung lain di seluruh wilayah administrasi khusus di China itu juga ditutup dan orang dilarang keluar atau masuk.
Saat ini otoritas setempat telah memerintahkan 13.000 orang untuk menjalani isolasi di tengah perjuangan mengatasi gelombang terbesar sejak awal pandemi.
Sebelumnya Makau sempat terbebas dari COVID-19 sejak lonjakan kasus terjadi pada Oktober 2021, namun kota itu telah melaporkan lebih dari 900 kasus infeksi sejak pertengahan Juni.
Grand Lisboa adalah hotel kasino kedua yang dikunci dalam beberapa pekan terakhir. Hotel itu dimiliki SJM Holdings, yang dirintis oleh taipan Stanley Ho.
Media setempat menyiarkan foto-foto hotel tersebut disegel dan orang-orang yang mengenakan helm dan pakaian pelindung terlihat berdiri di luar. Namun pengelola Grand Lisboa belum memberikan komentar.
Meski pemerintah telah mencabut lockdown secara penuh di bekas koloni Portugis itu –mengikuti jejak kota-kota China lain seperti Shanghai– sebagian besar fasilitas ditutup dan restoran hanya boleh melayani pesanan untuk dibawa pulang.
Penduduk telah diminta untuk tinggal di rumah selama mungkin dan diwajibkan menjalani tiga tes usap COVID secara massal pekan ini. Mereka juga diharuskan melakukan tes cepat antigen di sela-sela tes usap itu.
Hanya kasino-kasino yang boleh dibuka sebagai upaya untuk menjaga ekonomi masyarakat.
Sektor perjudian di kota itu menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan dari pajak dan sebagian besar penduduk Makau bekerja secara langsung atau tak langsung di resor-resor kasino
Meski kasino secara fisik dibuka, hanya sedikit pelanggan dan staf yang beraktivitas karena banyak staf diminta tinggal di rumah sesuai aturan pemerintah.
Makau mengikuti kebijakan "nol COVID" China untuk memberantas semua wabah dengan cara apa pun, tidak seperti negara-negara lain yang telah memutuskan untuk "hidup bersama virus corona".
Wilayah itu masih membuka perbatasannya dengan daratan China karena ekonominya sangat bergantung pada kunjungan turis China. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Geger! Sosok Diduga Mirip Sekjen PSSI Tertangkap Kamera di Rumah Judi Singapura
-
Pengusaha Hotel Hingga Pedagang Pasar Resah Soal Wacana Kebijakan Rokok Baru
-
Menang Gugatan di PN Jakpus, PPKGBK Segera Kelola Hotel Sultan
-
Kejagung Sita Hotel Ayaka Suites, Aset Tersangka TPPU Kasus Sritex Iwan Kurniawan Lukminto
-
Waduh, OJK Temukan 39.392 Rekening Terhubung Judi Online!
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu