Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 22 Juni 2022 | 13:31 WIB
Ilustrasi - Jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. [Dok MCH 2022]

SuaraBali.id - Selama tiga hari tinggal di Arab Saudi, Calon haji dari kloter 5 Embarkasi Aceh (BTJ) Ledian mengaku biaya hidup atau living cost mereka masih utuh. Hal ini lantaran kebutuhan mereka sudah disediakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Ia mengaku uangnya masih utuh dan belum dipergunakan sama sekali.

"Selama di sini saya belum pergunakan uang sendiri karena alhamdulillah semua makanan disediakan, transportasi juga sudah, tidak mungkin kita beli terlalu cepat oleh-oleh, kita fokus ibadah dulu. Sampai sekarang uang masih utuh," kata Ledian Mart, calon haji asal Aceh Barat, di Mekkah, Rabu (22/6/2022).

Seperti diketahui bahwa masing-masing calon haji mendapatkan biaya hidup sebesar 1.500 Riyal atau setara sekitar Rp6 juta untuk keperluan mereka selama di Tanah Suci.

Ledian mengatakan bila di kampung halaman biasanya menyisihkan uang untuk bersedekah di masjid atau memberikan kepada orang yang meminta sedekah.

"Di sini masjid tidak terlihat celengan, selama di sini saya belum bersedekah. Waktu manasik juga diberitahu kalau ada orang yang meminta-minta dilarang memberi," katanya.

Cerita yang sama diungkapkan Ena Herisna, seorang calon haji dari asal daerah yang sama, mengaku uang yang dibawa dari Tanah Air masih utuh.

"Karena tujuan kemari ibadah, begitu sampai ke Mekkah langsung ibadah, belum terpikir belum kemana-mana," kata dia.

Segala kebutuhannya mulai dari akomodasi, konsumsi hingga transportasi sudah tersedia gratis sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lain.

Ena merasa pelayanan yang diberikan petugas haji luar biasa, begitu juga dengan tanggung jawab dan semangat petugas untuk membantu jamaah.

"Orang Indonesia the best, mungkin wajar orang-orang di luar sana cemburu dengan kita," ujar Ena dikutip dari Antara.

Termasuk pula soal makanan, ia berujar bahwa semua menunya enak dan sesuai selera.

Menurutnya orang Aceh biasanya menyukai makanan pedas maka ia tinggal menambahkan sambal jika rindu kampung halaman.

Pergi ke Masjidil Haram juga dimudahkan dengan adanya layanan bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam.

"Kami sudah tiga hari di sini, sudah mengenal rute-rutenya, yang penting diingat saja bus nomor tiga warna hijau. Pulang pergi kasih tahu saja Raudhah 306 insya Allah sampai," katanya.

Raudhah merupakan wilayah di sektor tiga yang dilewati bus shalawat, sedangkan 306 adalah nomor hotel jamaah.

Untuk memudahkan jamaah mengingat hotel mereka, hotel-hotel yang menjadi akomodasi di tandai dengan nomor. (ANTARA)

Load More