Eviera Paramita Sandi
Kamis, 09 Juni 2022 | 07:07 WIB
Ayunan tradisional peninggalam sejarah yang dilestarikan masyarakat Banjar Kerobokan Desa Adat Munggu, Kuta Utara, Badung, Bali. [Foto : Suara.com/Yosef Rian]

"Memang ada tiketnya Rp 2.500 per orang nanti hasilnya untuk kas banjar dan dana duka kalau ada warga yang meninggal dunia," paparnya.

Ayunan tersebut terdisi dari susunan balok - balok kayu menjulang ke atas setinggi sekitar 4 meter dan mampu memuat sebanyak 8 orang masing-masing tempat duduk dipakai satu orang.

Ayunan ini diputarkan oleh dua orang yang menggerakkan secara manual menggunakan tangan dan kaki.

"Menariknya lagi, untuk waktu putaran ayunan ini pakai tempurung kelapa yang diisi air, kelapa dilubangi dikasih air sampai habis airnya, kalau waktu sekitar 3 menitan," ujar dia

Made Suada berharap Ayunan peninggalan sejarah ini kedepannya ditetapkan menjadi warisan budaya oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang berdampak pada pariwisata dan lebih dikenal masyarakat luas.

"Kami sudah ajukan melalui Pokdarwis agar ditetapkan menjadi warisan budaya dan desa ini bisa menjadi desa wisata sejarah," pungkas Made Suada.

Kontributor Bali : Yosef Rian

Load More