Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 06 Juni 2022 | 08:55 WIB
Ratusan siswa di SMP Negeri Satu Atap keracunan massal usai menyantap makanan saat acara kenaikan kelas, pada Sabtu (4/6/2022). [Foto : Istimewa]

SuaraBali.id - Pasca adanya kasus keracunan massal yang terjadi di SMPN Satu Atap II Kubutambahan (4/6/2022), Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Bali meminta sekolah menjaga keamanan dan kebersihan makanan.

"Kami mengimbau kepada seluruh jajaran satuan pendidikan agar senantiasa berhati-hati dalam memberikan konsumsi untuk anak didiknya," kata Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata, Minggu (5/6/2022).

Ia berharap tak terjadi musibah yang sama di kemudian hari, maka sangat penting untuk ditindaklanjuti kepada sekolah.

Ia juga sangat berharap satuan pendidikan bisa menyeleksi lebih ketat lagi penyedia makanan agar memenuhi standar kualitas dan kebersihan yang layak untuk dikonsumsi para siswa.

Baca Juga: Menjelang Galungan Harga Daging Babi di Tabanan Capai Rp 95 Ribu Per Kilogram

Nasi bungkus yang membuat ratusan siswa di SMP Negeri Satu Atap II keracunan massal saat acara kenaikan kelas, pada Sabtu (4/6/2022) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Selain itu, pihaknya juga melakukan tindakan berupa pendampingan kepada para siswa keracunan yang sedang dirawat inap di rumah sakit.

Hal itu dilakukan bersama jajaran SMPN Satu Atap II Kubutambahan dan Pemerintah Desa Kubutambahan.

Secara keseluruhan jumlah siswa yang menjalani rawat inap yaitu di RSUD dua orang, RS Pratama Giri Emas sebanyak dua orang, dan di RSU Parama Sidhi sebanyak 12 orang.

"Sekitar seratus siswa lainnya sudah dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang," kata Surya Bharata.

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra langsung turut menjenguk para siswa keracunan yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat RSUD Buleleng setelah menerima laporan pada Sabtu (4/6/2022) malam. (ANTARA)

Baca Juga: Ayam Goreng Hingga Tum Babi, Nasi Bungkus yang Buat Ratusan Siswa Keracunan Massal, Puluhan Siswa Masih Rawat Inap

Load More