Eviera Paramita Sandi | Evi Nur Afiah
Kamis, 02 Juni 2022 | 15:45 WIB
Dilamar dengan Uang Panai Fantastis. (TikTok)

SuaraBali.id - Seorang gadis asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan belakangan ini jadi sorotan karena diberi uang panai atau mahar fantastis oleh calon suaminya. Hal ini tentu membuat banyak orang takjub hingga iri.

Gadis tersebut dinilai beruntung karena dapat satu set perhiasan emas, satu showroom dan uang panaik sebesar Rp 300 juta.

Pertanyaan pun muncul, siapa sosok suami si gadis yang memberikan mahar fantastis tersebut.

Ternyata suaminya adalah Dical Arfandi pria asal Desa Waji, Kecamatan Tellu, Kabupaten Bone yang diketahui merupakan seorang pengusaha.

Namun dari viralnya pernikahan dan uang panaik ini banyak warganet pria merasa insecure atau tidak percaya diri.

Pria miskin di media sosial mengaku ketar ketir memikirkan nasibnya kelak nanti kala ingin meminang pujaan hatinya.

"Apalah dayaku yang masih pengangguran.  Bagaimana tidak ketar ketik laki-laki kalau begini," ujar warganet.

"Kenapa orang kaya dikasih banyak sekali panaik sedangkan orang miskin sedikit dikasih panaiknya. Kasihan orang miskin misalnya orang engga mampu ," cuit warganet lainnya.

"Saya bisanya kasih alat salat saja. Karena kata agama sebaik-baik perempuan adalah yang paling rendah maharnya tapi jika lelakinya mampu tidak ada larangan mau ngasih mahar sebanyak apapun kepada calon istri," ucap warganet.

Tradisi Uang Panai Saat Meminang Gadis Bugis-Makassar

Uang Panai'i (Uang Panai) merupakan Tradisi untuk meminang gadis suku Bugis-Makassar yang masih berlaku hingga sekarang. Buat kamu yang ada di luar Provinsi Sulawesi Selatan, barangkali asing dengan istilah ini.

Uang Panai adalah uang yang wajib diserahkan pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang hendak dinikahi di luar mas kawin atau mahar.

Besarnya Uang Panai ini memiliki kelas sesuai dengan strata sang wanita, mulai dari kecantikan, keturunan bangsawan, pendidikan, gelar haji, hingga pekerjaannya.

Uang Panai pun dinilai berkaitan erat dengan martabat atau harga diri keluarga. Dalam bahasa Bugis atau Makassar, hal ini dikenal dengan istilah siri’.

Sehingga seiring berjalannya waktu, makna Uang Panai ini tidak hanya sebagai filosofi tradisi leluhur, melainkan ajang adu gengsi, karena semakin besar nilai panai, maka dianggap semakin baik citra keluarga di mata masyarakat.

Load More