Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 02 Juni 2022 | 15:13 WIB
Menjelang Hari Raya Galungan, banyak masyarakat kini membutuhkan dupa. Khususnya umat Hindu di Bali. [Foto : Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Menjelang Hari Raya Galungan, banyak masyarakat kini membutuhkan dupa. Khususnya umat Hindu di Bali.

Hal ini pun menjadi momen pengusaha dupa kebanjiran order. Seperti yang dialami Pengusaha Dupa Banjar Pemaron Delodan, Munggu, Mengwi, Badung, Ni Nyoman Yulianingsih.

Menurutnya penjualan dupa mulai meningkat sejak pandemi. Hal ini karena banyak karyawan yang bergerak di pariwisata dirumahkan sehingga dapat direkrut sebagai reseller secara online.

Adanya peningkatan penjualan juga disebabkan pemasaran dilakukan online sehingga mampu menjangkau pasar lebih luas.

Baca Juga: Demi Kabulkan Permintaan Terakhir, Lagu Justin Bieber Ini Jadi Pengiring Pemakaman Jenazah di Bali

"Dupa merupakan kebutuhan khusus bagi umat Hindu, sehingga untuk Hari Raya Galungan kami sangat kewalahan. Akhirnya membuat stok menjadi sangat sedikit atau minim," katanya kepada beritabali.com – jaringan suara.com, Rabu (1/6/2022) di kediamanya.

Dibanding hari biasa, persentase penjualan mengalami peningkatan hampir 90 persen.

Per hari, ia mampu memproduksi 1.000 dupa dengan berat 1 kg sampai 650 gram. Harga ditawarkan beragam mulai 5 ribu rupiah sampai 35 ribu rupiah.

"Yang paling diminati kemasan 650 gram karena para reseller membuat paket dupa jadi 100 ribu bisa dapat 5 sampai 10 dupa," sebutnya.

Sejauh ini, pihaknya melakukan pemasaran ke luar daerah juga seperti Lombok, Sulawesi, dan Lampung. Untuk yang paling gencar di Lampung dengan pengiriman seminggu bisa 3 kali.

Baca Juga: Kecewa Status SMAN Bali Mandara Diubah, Puluhan Orang Geruduk Kantor DPRD Bali

Meski sederhana, pemasaran online terbukti sangat efektif dan efisien.

"Jadi pasar sudah terjadi secara online sehingga menyebarkan produk lebih luas dari pasar tradisional," ungkapnya.

Menurutnya, kendala dihadapi di usaha dupa terkendala bahan baku batok kelapa sehingga harus mendatangkan dari Medan.

Dirinya berharap semoga pemerintah dapat mendukung membantu pemasaran para UMKM.

Sementara, salah satu konsumennya, Made Osa mengaku mulai membeli dupa untuk persiapan Hari Raya karena akan dibagikan kepada keluarganya.

"Ya, rencana akan dipakai saat hari raya nanti dan akan diberikan sebagian kepada keluarga di kampung," pungkasnya.

Load More