
SuaraBali.id - Salah satu kampung muslim di Bali yang terkenal adalah Desa Pegayaman. Ini adalah salah satu kampung muslim di Hutan Gatep yang berada di pulau Bali.
Desa Pegayaman terletak di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Lokasi ini merupakan sebuah kampung Muslim yang awalnya dibangun di kawasan hutan gayam (Inocarpus edulis) atau dalam bahasa Bali disebut pohon gatep.
Mengapa dinamakan desa Pegayaman karena lokasinya berada di kawasan hutan gayam. Mereka yang tinggal di Desa Pegayaman awalnya adalah orang-orang Jawa Muslim yang dikirim oleh Kerajaan Buleleng.
Sebagai desa yang berbukit yang berbentuk memanjang, Pegayaman menyerupai benteng alam yang kokoh, melindungi wilayah Buleleng sepanjang pantai Utara Bali.
Baca Juga: Bhabinkamtimas Datangi Sekolah Ajarkan Murid SD Cara Meloloskan Diri dari Penculikan
Cerita ini termuat dalam sebuah Jurnal ilmiah berjudul “Akulturasi Budaya Pada Masyarakat Muslim Desa Pegayaman Buleleng Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, Volume 2, Nomor 2 Tahun 2012. Artikel tersebut ditulis oleh L. Edhi Prasetya dari Jurusan Arsitektur, Universitas Pancasila, Jakarta.
Sejarah berdirinya Desa Pegayaman tidak dapat dipisahkan dari sejarah kota Singaraja, pusat pemerintahan kerajaan Buleleng yang beragama Hindu 300 tahun yang lalu.
Sekitar abad ke-16 ketika terjadi peperangan antara kerajaan Buleleng melawan Kerajaan Blambangan, sekelompok laskar Blambangan yang membantu Raja Buleleng, diajak ke Bali.
Mereka kemudian ditempatkan di wilayah bukit berhutan gatep yang dijadikan desa benteng dan juga laskar tersebut dijadikan pengawal puri. Laskar Blambangan tinggal dan hidup di hutan gatep dengan menggarap lahan pertanian.
Desa Pegayaman memiliki lima dusun atau banjar, yaitu Banjar Dinas Barat Jalan, Banjar Dinas Timur Jalan, Banjar Amerta Sari, Banjar Kubu, dan Banjar Kubu Lebah. Desa Pegayaman memiliki luas wilayah ±1.400 Ha yang memanjang dengan jarak ±18 km.
Baca Juga: Jadwal Penerbangan Bangkok-Bali PP Kembali Dibuka Seminggu Dua Kali
Pola permukiman pada Desa Pegayaman memiliki pola labirin. Pola ini bercirikan banyak perempatan yang merupakan pertemuan jalan dengan gang.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Bali United Kembali ke Jalur Kemenangan, Stefano Cugurra Incar Happy Ending
-
Ingin Buat Bali United Gigit Jari, PSM Makassar Belajar dari Masa Lalu?
-
Tinggalkan Bali United, Stefano Cugurra Bakal Merapat ke Bhayangkara FC?
-
Ratusan Siswa SMP di Buleleng Belum Bisa Baca, Mendikdasmen: Penyebabnya Disleksia, Kurang Perhatian
-
Stefano Cugurra Hengkang, Bali United Bidik Legenda Real Madrid Jadi Pengganti?
Terpopuler
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- 1 Detik Resmi Jadi WNI, Pascal Struijk Langsung Cetak Sejarah untuk Timnas Indonesia di Liga Inggris
- Mobil Bekas Toyota di Bawah Rp100 Juta: Pilihan Terbaik untuk Kantong Hemat
- Sudahlah Lupakan Elkan Baggott, Pemain Berdarah Jakarta Ini Lebih Niat Bela Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Getol Negosiasi Bareng AS, Hubungan dengan China Terancam?
-
Bocoran Eksklusif dari Belanda: Simon Tahamata Jadi Dirtek Timnas Indonesia?
-
BREAKING NEWS! Ciro Alves Tinggalkan Persib Bandung, Tulis Pesan Menyentuh Ini
-
Ong Kim Swee Sudah Hubungi Saddil Ramdani, Persib Ditikung Persis Solo?
-
Prediksi Persis Solo vs Persita Tangerang: Momentum Pasukan Laskar Sambernyawa
Terkini
-
Jenazah Kadek Melly Korban Kecelakaan di AS Akhirnya Dibawa ke Kampung Halaman
-
Penyedia Layanan Kanker Terbesar di Dunia Beroperasi di Bali International Hospital
-
Link DANA Kaget di Akhir Pekan, Ada Uang Jajan Untuk Malam Minggu Siap Diklaim
-
Dedi Mulyadi Geram, Sekolah Ini Hendak Plesir ke Bali Dengan Minta Murid Bayar Jutaan
-
Skandal AI di Universitas Udayana : Mahasiswa Ubah Foto Teman Jadi Vulgar dengan Bot Telegram