Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 07 April 2022 | 10:46 WIB
Pantai Munggu, Bali (Google Maps)

SuaraBali.id - Ketua Pengelola Desa Wisata Desa Munggu yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) Warisan Pusaka Desa Munggu, Kabupaten Badung, I Putu Suada, Rabu (6/4/2022) di Munggu, Badung, Bali mengatakan bahwa Rusia mendominasi jumlah wisatawan yang tinggal di Munggu.

Namun sejak konflik antar negara Rusia-Ukraina terjadi tentu berdampak.

"Apalagi melihat konflik yang terjadi di Rusia sementara ini mereka masih stay di Munggu," ujarnya sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.  

Kendati demikian Desa Wisata Munggu tidak tinggal diam dengan menggencarkan promosi. Salah satunya promosi paket wisata dimiliki saat ini.

Selain itu, pihaknya akan mencoba membuat event-event bersifat tahunan melihat kondisi masih recovery.

Hngga saat ini, seperti diketahui bahwa kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman belum dirasa signifikan. Meskipun penerbangan internasional ke Bali sudah dibuka dengan sejumlah kebijakan yang dilonggarkan.

"Belum ada peningkatan signifikan tetapi, memang beberapa tempat menginap di Desa Munggu sudah mulai ada turis-turis baru, tetapi secara menyeluruh belum kelihatan jumlah maupun peningkatanya," katanya.

Jika dilihat sampai saat ini, turis yang datang masih memilih yang di "Green SUN" (Sanur, Ubud, Nusa Dua) yang dipromosikan Pemerintah Provinsi Bali. Bahkan itupun masih dalam masa kunjungan yang singkat.

Sedangkan wisatawan yang tinggal di Munggu biasanya memilih masa tinggal yang lama. Sementara kunjungan wisman saat ini masih bersifat Green SUN tersebut.

"Sebab kalau kita berbicara tentang Munggu kebanyakan tamu menginap itu adalah tamu bisnis dengan tipenya itu Long Stay," jelasnya.

Ia pun menilai saat ini adalah proses recovery dan perlu untuk menunjukkan keunikan-keunikan yang dimiliki sehingga nantinya wisatawan bisa berkunjung.

"Paket wisata tersebut telah kita buat kerja sama dengan 2 travel agent. Paket wisata itu kami kemas unik seperti jalan-jalan desa, mampir di sanggar untuk belajar menari atau tabuh, masak bersama, ini yang unik kita kemas dari kearifan lokal yang kita miliki," paparnya.

Sementara saat ini pihaknya masih menyasar wisatawan domestik, tetapi untuk turis yang punya masa tinggal lama tetap menyasar wisatawan asing atau mancanegara.

Load More