Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 02 April 2022 | 14:08 WIB
Ilustrasi -Sulinggih [Foto : Istimewa]

SuaraBali.id - Beragam kebudayaan dan serba-serbi agama Hindu Bali selalu menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah soal upacara yang selalu berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat Hindu Bali.

Upacara keagamaan di Bali sangat dijunjung tinggi. Kendati di tengah gelombang globalisasi yang menerjang Bali sebagai daerah pariwisata, tak membuat budaya itu menghilang. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan selalu beradaptasi dengan kemajuan atau era baru.

Selama ini budaya yang menjunjung tinggi upacara dan agama membuat masyarakat Bali menempatkan posisi sulinggih sebagai hulu. Bukan sekadar memimpin upacara.

Sulinggih juga menjadi pedoman kehidupan manusia Hindu.Di mata masyarakat Bali, sulinggih selalu mendapat tempat spesial.

Sulinggih amat disucikan oleh masyarakat Bali. Mulai dari memposisikan sulinggih pada tempat yang lebih tinggi dibanding umat.

Begitupula adat dan perilaku yang sangat sopan saat bertemu sulinggih. Dan perlakuan spesial lainnya.

Hal ini sesuai dengan makna dari kata sulinggih yaitu 'su' berarti terbaik dalam bahasa Bali disebut luwih, dan 'linggih' yaitu posisi bagus.

"Sulinggih itu adalah orang yang sudah memiliki kedudukan yang bagus, yang luwih," ujar ketua PHDI kota Denpasar Nyoman Kenak, saat diwawancarai beritabali.com – Jaringan suara.com di rumahnya.

Tak hanya dalam kehidupan nyata. Posisi secara cara spiritual atau Niskala, sulinggih merupakan Siwa Sekala yang artinya Tuhan dalam kehidupan nyata.

Dengan kondisi ini sulinggih memiliki kewajiban Sekala dan Niskala untuk menuntun umat Hindu tanpa memandang perbedaan apapun.

Load More