Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 19 Maret 2022 | 18:31 WIB
Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam sesi jumpa pers [Foto : Suara.com/Yosef Rian]

Martin pun mengungkapkan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan dunia, termasuk lewat parlemen.

“Semoga jumlah perempuan di parlemen Indonesia terus meningkat,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden IPU, Pacheco juga memuji kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah IPU ke-144.

“Ini tecermin dari persiapan protokol kesehatan yang ketat, keramahtamahan seluruh panitia dan petugas, serta kepedulian masyarakat Bali dalam menyambut berlangsungnya IPU ke-144,” sebut Pacheco.

Atas apresiasi Presiden IPU, Puan mengatakan hal tersebut merupakan sebuah akumulasi dari kerja bersama yang didasarkan pada nilai-nilai gotong royong sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia.

Ia berharap apresiasi dari pimpinan IPU tak hanya menjadi penyemangat untuk Indonesia sebagai tuan rumah.

“Tetapi juga menjadi awal kebangkitan ekonomi dan pemulihan pariwisata tanah air yang sempat mati suri akibat pandemi Covid-19,” kata Puan.

Dalam kesempatan itu sebagai President of Assembly, Puan juga mengungkapkan akan mengarahkan berbagai isu global yang sangat krusial.

“Indonesia dapat menunjukkan kepemimpinan nya dalam mencari solusi dari permasalah global yang dihadapi saat ini, seperti masalah pandemi, perubahan iklim, dan perdamaian,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia dapat mengarahkan pembahasan berbagai isu, seperti untuk aksi penanganan perubahan iklim agar tetap ambisius namun juga berpihak kepada kepentingan negara berkembang.

“Indonesia juga dapat mengarahkan upaya pencapaian perdamaian dan keamanan, dan penyelesaian konflik melalui jalan damai. Indonesia dapat mendorong akselerasi pemerataan vaksin di dunia,” imbuh mantan Menko PMK tersebut

Puan menegaskan, Indonesia akan mendorong perkuatan kerjasama internasional, solidaritas global, multilateralisme.

“Dan akan menolak unilateralisme,” tegas Puan.

Cucu proklamator RI Bung Karno ini menyebut peran parlemen diperlukan untuk mengimplementasi berbagai kesepakatan internasional di tingkat nasional dan lokal. Terutama, terkait isu perubahan iklim.

“Semua negara termasuk Indonesia memiliki potensi terkena dampak buruk dari perubahan iklim. Karenanya Parlemen perlu berperan merubah komitmen menjadi aksi nyata mengatasi perubahan iklim,” katanya.

Load More