SuaraBali.id - Dalam keadaan pandemi covid-19 seperti saat ini, Indonesia masih mencatatkan banyak kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di berbagai wilayah. Terlebih karena adanya varian Omicron yang saat ini menyebar sangat cepat.
Atas hal ini, Indonesia dikhawatirkan bisa mengalami efek 'ping pong' Covid-19. Melihat pergeseran kasus tertinggi Covid-19 yang kini ada di Jabodetabek ke wilayah lain di Indonesia seperti Jawa Barat (Jabar) atau wilayah lainnya, hal ini bisa saja terjadi.
"Dari aglomerasi di Jabodetabek kemudian bergeser ke Jabar, kemudian Jabar bisa bergeser ke Jawa Timur bahkan kalau nanti Jawa selesai kemudian di Kalimantan maupun Sumatraf. Tentu ini harus diantisipasi, jangan sampai terjadi efek bola ping pong," kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting saat mengisi konferensi virtual bertema Strategi Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi, Jumat (18/2/2022) sebagaimana diwartakan wartaekonomi – jaringan suara.com.
Maksud efek Ping Pong adalah ketika satu wilayah berperang menghadapi virus ini, kemudian setelah selesai mengatasi Covid-19 di Jawa kemudian muncul banyak kasus Covid-19 di pulau lainnya. Jika fenomena ini terus terjadi maka Indonesia tak kunjung selesai dengan Covid-19.
Untuk itu masyarakat perlu mengetahui mengenai komunikasi risiko atau komunikasi pelayanan mengenai masalah ini.
"Apapun varian Covid-19, semua berbahaya. Semua memberi risiko," ujarnya
Ia menambahkan, meskipun nantinya anak-anak terinfeksi Covid-19 kemudian sembuh masih ada risiko yaitu napas jadi lebih pendek, kemudian terjadi gangguan respirasin, dan gangguan membuat pertumbuhan yang tidak seperti teman seusianya. Kemudian jangan menganggap ringan jika Covid-19 terjadi pada lanjut usia (lansia), meski varian omicron.
"Kami berharap tetap disampaikan bahwa Covid-19 apapun variannya memberikan risiko, terutama pada kelompok lansia dan memiliki penyakit penyerta (komorbid). Ini yang perlu disampaikan," katanya.
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
100 Hari Pemerintah Prabowo-Gibran Soroti Pengendalian Polusi Udara di Pusat Ekonomi Nasional
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Ingin Punya Rumah di Kota Pahlawan? Hadiri KPR BRI Property Expo 2024
-
Pintu Masuk Desa yang Terdampak Erupsi Lewotobi Dipasangi Spanduk Dilarang Masuk
-
Bawaslu Bali Mulai Awasi Serangan Fajar Jalur Uang Digital
-
Inilah Kelebihan Apple Watch SE Gen 2
-
Kunjungan Wisatawan ke Gunung Rinjani Tinggi, Sampah Capai 31 Ton di Jalur Pendakian