Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 19 Februari 2022 | 11:46 WIB
Swab antigen Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di kawasan Candi Borobudur. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).

SuaraBali.id - Dalam keadaan pandemi covid-19 seperti saat ini, Indonesia masih mencatatkan banyak kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di berbagai wilayah. Terlebih karena adanya varian Omicron yang saat ini menyebar sangat cepat.

Atas hal ini, Indonesia dikhawatirkan bisa mengalami efek 'ping pong' Covid-19. Melihat pergeseran kasus tertinggi Covid-19 yang kini ada di Jabodetabek ke wilayah lain di Indonesia seperti Jawa Barat (Jabar) atau wilayah lainnya, hal ini bisa saja terjadi.

"Dari aglomerasi di Jabodetabek kemudian bergeser ke Jabar, kemudian Jabar bisa bergeser ke Jawa Timur bahkan kalau nanti Jawa selesai kemudian di Kalimantan maupun Sumatraf. Tentu ini harus diantisipasi, jangan sampai terjadi efek bola ping pong," kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting saat mengisi konferensi virtual bertema Strategi Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi, Jumat (18/2/2022) sebagaimana diwartakan wartaekonomi – jaringan suara.com.

Maksud efek Ping Pong adalah ketika satu wilayah berperang menghadapi virus ini, kemudian setelah selesai mengatasi Covid-19 di Jawa kemudian muncul banyak kasus Covid-19 di pulau lainnya. Jika fenomena ini terus terjadi maka Indonesia tak kunjung selesai dengan Covid-19.

Untuk itu masyarakat perlu mengetahui mengenai komunikasi risiko atau komunikasi pelayanan mengenai masalah ini.

"Apapun varian Covid-19, semua berbahaya. Semua memberi risiko," ujarnya

Ia menambahkan, meskipun nantinya anak-anak terinfeksi Covid-19 kemudian sembuh masih ada risiko yaitu napas jadi lebih pendek, kemudian terjadi gangguan respirasin, dan gangguan membuat pertumbuhan yang tidak seperti teman seusianya. Kemudian jangan menganggap ringan jika Covid-19 terjadi pada lanjut usia (lansia),  meski varian omicron.

"Kami berharap tetap disampaikan bahwa Covid-19 apapun variannya memberikan risiko, terutama pada kelompok lansia dan memiliki penyakit penyerta (komorbid). Ini yang perlu disampaikan," katanya.

Load More