Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 11 Januari 2022 | 08:05 WIB
Gus Miftah saat mengisi kajian di Omah Asa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/11/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBali.id - Aksi seorang pria yang menendang dan membuang sesajen di Gunung Semeru juga menjadi perhatian Gus Miftah. Ia pun menuliskan kritik atas aksi pria tersebut.

Gus Miftah menuliskan peribahasa tentang hidup dan dihubungkan dengan adat istiadat yang berbeda di setiap daerah.

"Desa mawa cara, negara mawa tata. Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda," kata Gus Miftah.

Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka. Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka," katanya lagi.

Gus Miftah mengatakan bahwa masalah sesajen sudah termasuk budaya. Bukan berarti berkaitan dengan agama.

"Note yang perlu diubah itu otak dan cara pandangnya bukan budayanya," tuturnya.

Viral video pria tendang sesajen. [Terkini.id]

Menurut Gus Miftah juga menegaskan bahwa orang yang memasang sesajen tak melulu beragama Islam dan dikaitkan dengan perbuatan musyrik.

"Pernah nggak ada berpikir yang membuat itu orang non Islam, atau orang Jawa yang memegang teguh adat istiadatnya? Atau mungkin juga orang Islam yang baru belajar?" ujar Gus Miftah.

"Pantaskah cara yang dilakukan seperti itu? Kalau dulu dakwah wali songo sekasar itu, mungkin Islam belum seperti hari ini di Nusantara," imbuhnya.

Tak lama unggahan itu pun langsung menuai beragam komentar netizen. Mereka juga ikut mengutuk keras aksi lelaki tersebut.

"Mohon toleransinya," kata ari****neri di kolom komentar.

"Orang-orang yang begini justru yang merusak citra Islam itu sendiri dengan merasa paling suci," timpal ce***693.

"Merasa paling dekat Allah," tambah an****oko.

"Ditunggu info kesurupannya," sambung ich****ez.

Load More