SuaraBali.id - Menjelang natal dan di tengah kewaspadaan penyebaran virus Covid-19 varian Omicron, Jerman memutuskan tidak melakukan penguncian atau lockdown saat natal .
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Jerman Karl pada Minggu (20/12/2021). Akan tetapi ia juga memperingatkan untuk mewaspadai gelombang kelima COVID-19 dan vaksinasi wajib adalah satu-satunya cara untuk menghentikan pandemi.
“Tidak akan ada penguncian sebelum Natal di sini. Namun, kita akan menghadapi gelombang kelima. Kita sudah melampaui angka kritis infeksi Omicron,” kata Lauterbach dalam siaran ARD.
“Gelombang ini tidak bisa lagi sepenuhnya dihentikan,” katanya. Dalam wawancara dengan BILD, Lauterbach menambahkan pihaknya juga tidak memperkirakan akan ada penguncian ketat setelah liburan.
Sedangkan Belanda yang merupakan negara tetangga, memulai penguncian pada Minggu (19/12/2021) setidaknya sampai 14 Januari 2022 untuk mengantisipasi lonjakan virus.
Jerman melarang warga yang belum divaksin untuk memasuki tempat-tempat yang tidak penting awal bulan ini guna mengendalikan kenaikan kasus di tengah penyebaran varian Omicron.
Lauterbach mengatakan pemerintah masih harus menjelaskan kepada rakyatnya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama musim liburan tanpa merinci tindakan apa yang sedang dibahas.
Panel penasihat ilmiah pemerintah dalam keterangannya mengatakan pada Minggu bahwa perlu membatasi kontak antarorang lebih lanjut dengan data yang menunjukkan booster itu sendiri akan cukup untuk menahan laju penyebaran virus.
Rumah sakit diperkirakan akan mengalami kelebihan kapasitas mengingat betapa cepat dan luasnya varian Omicron menyebar dengan kasus yang berlipat ganda setiap dua hingga empat hari di Jerman saat ini.
Angka tersebut lebih lambat dari tingkat pertumbuhan kasus di Inggris, tetapi lebih cepat ketimbang penyebaran varian lain di Jerman.
Hampir 70 persen penduduk sudah divaksin COVID-19, menurut data per 17 Desember 2021.
Jerman melaporkan 29.348 kasus baru pada Minggu dan 180 kematian, menurut lembaga untuk penyakit menular, Institut Robert Koch.
Jumlah kasus baru harian meningkat signifikan pada Oktober dan November, tetapi sudah mulai perlahan menurun sejak awal Desember.
Lauterbach menegaskan kembali seruannya untuk mewajibkan vaksinasi dalam wawancara dengan ARD, Minggu.
Kebijakan itu akan digodok tahun depan dan Kanselir Olaf Scholz sudah menyatakan dukungannya.
Berita Terkait
-
40 Ucapan Selamat Natal Sopan untuk Atasan, Profesional dan Tulus Menyentuh Hati
-
10 Rekomendasi Kado Natal dan Tahun Baru yang Paling Berkesan
-
Gelandang Inter Pilih Kejar Scudetto daripada Mimpi ke Piala Dunia 2026
-
10 Ide Tukar Kado Natal Rp10 Ribu, Lebih Berkesan dari Hadiah Mahal
-
Jadwal Libur Akhir Tahun 2025 untuk Karyawan Swasta, Mulai Tanggal Berapa?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun