SuaraBali.id - Bayan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat yang memiliki kekayaan budaya, adat dan tradisi Ritual Adat Empas Menanga.
Selama ini di Bayan dikenal dengan Maulid Adat yang biasa ramai disaksikan masyarakat luas. Namun ada tradisi unik lain yang belum banyak diketahui orang yaitu Ritual Adat Empas Menanga.
Di awal musim penghujan tahun ini, Perayaan Ritual Adat Empas Menanga kembali digelar oleh Pemerintah Desa bersama para pemuka adat dan masyarakat adat setempat.
Ritual adat ini dipusatkan di Menanga Mual, Dusun Akar Akar Utara pada hari Rabu, 8 Desember 2021 lalu.
Ritual Adat Empas Menanga ini salah satu prosesi adat yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian sejarah bagi masyarakat adat di Desa Akar Akar Kecamatan Bayan.
Ritual Adat Empas Menanga ini sendiri merupakan sebuah wujud rasa syukur yang ditunjukkan oleh masyarakat adat di Desa Akar Akar kepada Sang Pencipta Tuhan yang Maha Esa atas anugerah hujan.
Hujan yang diturunkan oleh Sang Pencipta ini sebagai tanda telah dimulainya para petani untuk bercocok tanam, seraya berharap akan mendapatkan hasil panen yang melimpah-ruah.
Selain untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, Ritual Adat Empas Menanga ini juga adalah sebagai bentuk kepedulian masyarakat adat di Desa Akar Akar untuk senantiasa menjaga hubungan dengan alam. Sehingga dengan begitu, masyarakat akan dijauhkan dari bala atau musibah bencana alam yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Melalui perayaan Adat Empas Menanga yang dirayakan rutin setiap tahunnya ini, masyarakat dapat menjalin kembali tali silaturahim antarmasyarakat dusun maupun dengan masyarakat di desa tetangga.
Hubungan sosial masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari tetap hangat dan terjaga dengan baik.
Memahami filosofi dan makna yang terkandung dalam ritual adat tersebut, Danny Karter selaku Wakil Bupati yang yang diundang hadir dan dia yang terlahir dari Tanah Adat Bayan.
Ritual Adat Empas Menanga yang dirayakan oleh masyarakat adat Desa Akar-Akar ini hendaknya diresapi dalam hati, kemudian diaplikasikan dalam bentuk tindakan.
Tindakan itu baik dalam menjaga hubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan yang tidak kalah pentingnya, yaitu menjaga hubungan dengan alam.
"Kadang-kadang kita ini lupa, bahwa hidup ini adalah hubungan sebab akibat, bagaimana kita menjaga alam tentu alam akan menjaga kita semua," tutur Danny.
Sebagai generasi penerus, Danny berpesan kepada masyarakat adat Desa Akar-Akar, agar senantiasa menjaga kekayaannya tradisi adat yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka terdahulu.
Hal itu penting dilakukan, mengingat nilai-nilai yang terkandung di setiap prosesi ritual yang laksanakan sangatlah dalam dan tidak ternilai harganya.
Pada momen yang baik itu Kepala Desa Akar Akar, Akarman sangat berharap kepada pemerintah daerah agar Ritual Adat Empas Menanga tersebut tidak hanya menjadi gawe pemerintah desa, tetapi juga menjadi gawe tahunan pemerintah daerah dengan mencantumkan di Kalender Event Kebudayaan.
"Kami melihat di Kalender Tahunan Pemda ada Mandi Safar, sementara Mandi Safar ini ada di tiap kabupaten, di Kabupaten Bima juga ada, di Lombok Timur juga ada," tutur Akarman.
"Tetapi kalau Ritual Empas Menanga ini saya pikir hanya ada di Desa Akar-Akar. Saya pikir ini lebih unik kalau kita masukkan di Kalender Tahunan Kabupaten Lombok Utara dalam rangka promosi budaya maupun pariwisata," imbuh Akarman lagi.
Dengan diempas-nya atau dikurasnya isi Muara Mual sebagai simbol panen raya masyarakat adat tersebut, Akarman berharap, masyarakat di Desa Akar Akar dapat dijauhkan dari segala penyakit, musibah dan keburukan lainnya, serta para petani mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Acara ritual melestarikan alam dan lingkungan ini dengan harapan sumber mata air dan sungai tetap dapat dipelihara dengan baik. Melalui kegiatan rutin yang dilakukan ini diharapkan selalu memegang teguh prinsip mempolong dan merenten (gotong royong). Sehingga setiap permasalahan baik adat ataupun tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
Berita Terkait
-
Arie Kriting Soroti Kasus Kematian ASN Lombok Utara yang Diduga Jadi Korban Pemerasan Polisi
-
Air Terjun Sendang Gile, Pesona Alam Cantik yang Sayang untuk Dilewatkan
-
Menikmati Pesona Air Terjun Kembar Tiu Teja di Lombok Utara
-
Menikmati Pesona Pantai Pink Lombok yang Memiliki Pasir Warna Merah Jambu
-
Bangunan Tak Bisa Digunakan, Negara Rugi Rp18,4 M Akibat Korupsi Pembangunan Shelter Tsunami di Lombok Utara
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
-
Drawing Grup Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Bertemu Brasil hingga Ghana?
-
Polresta Solo Apresiasi Masyarakat Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
Terkini
-
Bukan Sepak Bola, Bukan Piknik, Tapi WNA Ini Malah Main Golf di Stadion Karangasem
-
Pemain Bali United Kena Hukuman Gara-gara Berat Badannya Naik Seusai Lebaran
-
Industri Air Minum Lokal di Bali Protes Soal Larangan Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter
-
Malas Masak? Jalan Airlangga Jadi Surga Lebaran Ketupat: Menu Lengkap, Harga Murah
-
Ribuan Warga Padati Lebaran Topat di Makam Bintaro & Loang Baloq Mataram