SuaraBali.id - Siapa sangka berawal dari hobi, pasangan suami istri di Denpasar menghasilkan Rp 5 juta hingga Rp 8 juta dalam sebulan. Mereka budidaya dan menjual tanaman hias.
Keduanya yakni pasangan Ni Luh Putu Putriani Dewi (31) dan Dwija Putra (31) asal Banjar Abian Kapas Kaja, Denpasar Timur. Mereka mengaku usahanya terus berkembang justru ketika pandemi Covid-19.
Dewi menceritakan ia dan suaminya memang sudah sejak lama menyukai tanaman hias, terutama jenis kaktus dan sukulen. Keduanya lantas berulangkali mengikuti pameran tanaman hias.
"Jadi awalnya memang dari hobi. Kemudian 2019 mulai ikut-ikut pameran tanaman hias," katanya di rumahnya, Selasa (14/12/2021).
Dari ikut pameran-pameran itu, keduanya berkenalan dengan banyak sesama penghobi tanaman hias. Lantas keduanya mempunyai ide untuk menjual tanaman-tanaman hias yang dipamerkan itu.
Mereka memanfaatkan marketplace di facebook dan instagram. Awal-awal berjualan mereka hanya bermodal foto tanaman miliknya dan milik teman-temannya.
Foto lantas diunggah di media sosial. Ternyata ada satu dua yang tertarik untuk membelinya.
Hingga akhirnya memasuki awal 2020 dan pandemi mulai merebak di Indonesia, termasuk Bali. Ternyata saat pademi jumlah pembelian tanaman hias miliknya meningkat.
"Karena waktu pandemi mungkin banyak orang yang tinggal di rumah dan memilih berkebun," kata perempuan yang bekerja sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi di Denpasar ini.
Dari awalnya hanya berjualan Sukulen, kedua nya kemudian menambah jumlah jenis tanaman hias yang dijual. Misalnya menjual Aglonema, Keladi hias atau Caladium, hingga Philodendron.
Dengan mengandalkan media sosial, ternyata permintaan tanaman hias terus meningkat. Akhirnya di tengah kesibukan bekerja, keduanya membuka kebun mini atau green house di halaman belakang rumah.
Mereka mulai membudidayakan tanaman-tanaman hias. Perawatan dan budidaya dilakukan bermodal dengan riset dan berbagai artikel di internet.
Akhirnya jumlah tanaman hias yang dijualnya makin banyak. Harga yang dijual bervariatif mulai Rp 35 ribu hingga Rp 5 juta tergantung jenis tanamannya.
"Awalnya memanfaatkan teras depan rumah koleksi sendiri dan tanaman hias lainnya. Kemudian buat kebun belakang sebagai mini gareden untuk mengembangkan tanaman hias lebih banyak," kata dia.
Dewi mengaku dari bisnis sampingannya itu ia bisa meriah omzet Rp5 juta hingga Rp8 juta. Semua kegiatan merawat,budidaya, hingga penjualan dilakukan di sela-sela kesibukan bekerja.
Kontributor : Imam Rosidin
Berita Terkait
-
Bek Bali United: Latihan Bersama Shin Tae-yong Sulit, tapi...
-
Timnas Indonesia Hadapi Tim Asuhan Pelatih Brasil Sebelum Terjun di Piala AFF 2024
-
Intip 7 Potret Memukau Luna Bijl Liburan di Bali Bareng Maarten Paes: Aura Supermodel Nggak Ada Obat!
-
Ronaldo Tiba di Bali, Bertemu Timnas Indonesia
-
Bojan Hodak Lega, Laga Lawan Bali United di BRI Liga 1 Ditunda PT LIB
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
Terkini
-
Awas Demam Berdarah, Dinkes Bali Sikapi Mulainya Musim Hujan
-
Gelombang Laut di Perairan Bali Bisa Setinggi 2,5 Meter, Kapal Feri Diminta Waspada
-
Rencana Koster Setelah Mengunci Kemenangan di Pilgub Bali 2024 Nanti
-
Wilayah NTB Diperkirakan Hujan Sepekan Ke Depan, Udara Akan Sedikit Lebih Sejuk
-
Ada Potensi Pertumbuhan Awan Hujan Meningkat di Bali, BMKG Minta Waspadai Cuaca Ekstrem