SuaraBali.id - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyoroti fenomena masyarakat menunda vaksinasi supaya bisa memilih merk vaksin. Menurutnya cara ini menyebabkan percepatan vaksinasi terhambat.
Saat ini ada 11 jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak pilih-pilih merk vaksin karena semua merk yang disediakan pemerintah sama aman dan berkhasiatnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk segera vaksinasi COVID-19 dan melengkapinya demi melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat.
"Banyaknya merek vaksin bukan diartikan bahwa masyarakat bisa memilih untuk disuntikkan dengan vaksin merek tertentu. Segerakan divaksinasi demi melindungi diri, keluarga, dan orang terdekat," kata Johnny, dalam siaran pers, dikutip Kamis (9/12/2021).
Johny berujar saat ini lebih dari 100 juta orang yang sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap.
Atas hal ini pemerintah pun akan terus memantau perkembangan varian baru virus corona, Omicron, yang sudah terdeteksi di 45 negara.
Untuk diketahui, Indonesia pada Rabu (8/12/2021) kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke-149 dan 150. Pada hari itu, datang 767.520 dosis vaksin Pfizer dan empat juta dosis vaksin Covovax.
Vaksin Pfizer, yang tiba di Bandara Ahmad Yani, Semarang, langsung didistribusikan ke Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
Pemerintah berkomitmen mendapatkan stok vaksin baik melalui jalur bilateral maupun multilateral demi melindungi masyarakat dari ancaman virus corona.
Ditambah kedatangan vaksin ke-149 dan 150, total ada lebih dari 400 juta dosis vaksin COVID-19 di Indonesia, baik dalam bentuk bahan baku (bulk) maupun vaksin jadi
Stok vaksin yang cukup, menurut Johnny, akan lebih optimal jika ditunjang dengan percepatan program vaksinasi. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan dukungan dan peran serta masyarakat untuk segera divaksin. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Peran Vaksinasi Dewasa dalam Meningkatkan Kesehatan dan Mengurangi Biaya Medis Jangka Panjang
-
Ngeri, Ternyata Ini yang Terjadi Kalau Dari Lahir Anak Tidak Diimunisasi
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Siswa Rentan Tertular Penyakit, Ketua IDAI Minta Pelaksanaan Vaksinasi di Sekolah Terus Diperkuat
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Motor Raib Saat Nyoblos di Kuta Ternyata Salah Ambil Punya Orang Lain
-
Ganjar Pranowo Muncul, Tanggapi Kekalahan PDIP di Jawa Tengah Sebut Biasa Saja
-
Awas Demam Berdarah, Dinkes Bali Sikapi Mulainya Musim Hujan
-
Gelombang Laut di Perairan Bali Bisa Setinggi 2,5 Meter, Kapal Feri Diminta Waspada
-
Rencana Koster Setelah Mengunci Kemenangan di Pilgub Bali 2024 Nanti