SuaraBali.id - Sejarah Kabupaten Jembrana, sebuah daerah yang masuk Provinsi Bali. Sejarah Kabupaten Jembrana cukup panjang dan menarik untuk disimak dan diketahui.
Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Jembrana telah ada sebagai kerajaan otonom sejak 1705.
Seiring berjalannya waktu, Jembrana menjadi kabupaten sebagai bagian dari wilayah Provinsi Bali berdasarkan UU No.64/1958, per tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pemekaran Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Meski demikian, kebudayaan dan sosial masyarakat Jembrana telah ada sejak 6000 tahun lalu. Nama kawasan atau asal-usul nama tempat berpedoman pada nama-nama hewan dan tumbuhan.
Nama Jembrana diyakini merupakan nama sebuah kawasan hutan belantara atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Jimbar Wana. Hutan ini ditempatai oleh Raja Naga atau Ular. Lantas nama itu dipakai untuk nama kerajaan.
Pada sekitar abad ke-17, raja di Jembrana, raja bersama rakyat, baik dari etnik Hindu dan non Bali membangun sebuah pusat pemerintahan. Adapaun nama pusat Pemerintahan yang dibentuk yakni Puri Gede Jembrana oleh I Gusti Made Yasa.
Pada abad ke-19, saat kekuasaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, dibangun Puri Agung Neheri yang saat ini dikenal dengan sebutan Puri Agung Negara.
Pemerintahan kerajaan kuno Jembrana berlangsung hingga 1855. Dalam perjalanannya, Kerajaan Jembrana merupakan kerajaan otonom yang dipimpin oleh Raja Jembrana V yang memiliki gelar Sri Padoeka Ratoe I Gusti Poetoe Ngoerah Djembrana (1839-1855).
Salah satu bukti jika Jembrana merupakan kerajaan otonom, kerajaan itu menandatangani piagam perjanjian persahabatan bilateral dengan pemerintah Kolonial Belanda-Hindia, teparnya pada 30 Juni 1849.
Baca Juga: Persija Jakarta vs Bali United, Teco Ungkap Hasrat Taklukkan sang Mantan
Pada masa kepemimpinan selanjutnya, saat Jembrana dipimpin oleh Raja Jembrana VI yakni I Gusti Ngurah Made Pasekan, tata kelola pemerintahan memiliki corak birokrasi modern.
Saat itu tata pemerintahan menjadi bagian dari Karisidenan Banyuwangi dan dipimpin oleh seorang raja. Kepemimpinan itu dimasukkan ke dalam struktur birokrasi Kolonial Belanda di Batavia.
Dengan proses dan perjalanan yang cukup panjang, daerah Jembrana dipimpin oleh orang yang disebut dengan Bupati, bukan lagi raja, dimulai pada 1959. Bupati itu memimpin pemerintahan di daeray tingkat II Jembrana.
Geografi
Letak Kabupaten Jembrana berada di belahan Barat pulau Bali. Batas wilayahnya meliputi Kabupaten Buleleng, Kabupaten Tabanan, Samudera Indonesia dan Selat Bali.
Sementara itu daerah topografi Jembrana terbagi menjadi 3 yakni daerah dataran rendah atau pesisir di bagian selatan, daerah pegunungan di bagian utara serta daerah perkotaan di bagian tengah.
Kabupaten Jembrana terdiri dari batuan gunung api yang berwujud dari lava, breksi dan tufa. Wilayah Jembrana terdiri dari lima jenis batuan yakni Batuan Gunung Api, formasi gamping, formasi palasari, formasi alluvium dan alluvium formasi sorga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun