SuaraBali.id - Beredarnya pesan berantai melalui video dan juga whatsapp grup tentang ramalan erupsi Gunung Ili Lewotolok yang dahsyat hingga dapat mengakibatkan tsunami yang kemudian membuat masyarakat panik. Akibatnya ada warga yang justru sudah mengumpulkan barang-barang pentingnya untuk mengungsi sebelum tanggal 1 Desember mendatang.
Merespons hal ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak percaya begitu saja. Hal ini juga berkaitan dengan berbagai informasi hoaks tentang akan meletusnya Gunung Ili Lewotolok yang berujung pada tsunami dahsyat di sekitar kaki gunung.
"Tidak perlu cemas ataupun panik, karena dari kepanikan bisa membawa sial. Carilah info yg akurat dari pihak yang berwenang seperti BMKG,BNPB-BPBD dan PVMBG setempat," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok Stanis Ara Kian dari Lembata, Senin (21/11/2021).
Berdasarkan data seismik gunung tersebut masih menunjukkan aktivitas yang aman,tidak ada peningkatan kegempaan signifikan. Untuk erupsi besar juga tidak ada.
"Tapi kami belum pastikan apakah perilaku Gunung Lewotolok ini masih seperti ini atau berubah tiba tiba kami juga belum tahu, karena tidak ada satupun alat yang dapat mendeteksi kapan bencana itu datang," tambah dia.
Stanis juga menjelaskan bahwa dari segi seismik/kegempaan, dan visual pengamatan lainnya terpantau trennya justru mengalami penurunan secara fluktuatif sampai pada Senin (22/11).
Energi yang ada di dalam tubuh gunung api itu sendiri sudah melemah, artinya bahwa tidak ada suplai magma baru yang besar dari kedalaman. Gempa suplai itu berupa gempa vulkanik.
"Gunung Ile ape andai kata meletus besar kembali sistemnya harus benar-benar tertutup kembali dan energi yang besar pula berupa suplai vulkanik tadi," tambah dia.
Sampai dengan detik ini tambah dia tidak ada bahkan nihil gempa suplai itu artinya minim terjadi gempa dalam. Gempa sekarang lebih dominan gempa permukaan artinya bawah sistem gunung sangat terbuka disertai erupsi kecil kecil saja sampai habis energinya.
"Lewotolok masih dalam fase erupsi dan harus melewati masa transisi menuju normal dan itu butuh waktu dan lama. Seperti gunung Batutara sampai dengan sekarang sistem kawah masih terbuka," tambah dia.
Berita Terkait
-
Meta Akhirnya Siapkan Rilis Aplikasi Instagram ke iPad Apple
-
Bukan TikTok-Instagram! Ini Media Sosial Paling Disukai Orang Indonesia Tahun 2025
-
WhatsApp Menambahkan Fitur Bisukan Mikrofon dan Kontrol Kamera untuk Panggilan Masuk
-
Daftar 13 Daerah Indonesia Dihantui Gempa Megathrust, Kepulauan Mentawai Paling Berisiko?
-
Korban Tewas Gempa Myanmar Naik Terus, Kini Tembus 3.471 Jiwa
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Obat Rindu, Para Dokter di Hospital Playlist Akan Muncul di Resident Playbook
-
Ada Bus Listrik Baru dari Korea Selatan Untuk Bali, Bagaimana Kabar Bus Merah TMD?
-
UMKM Asal Sidoarjo Ini Sukses Tembus Pasar Ekspor Berkat Pemberdayaan BRI
-
Cerita Warga Bali Dijadikan Admin Judi Online di Myanmar, Bukan Kerja di Hotel Malah Disetrum
-
53.000 Tanda Tangan di Petisi Undang-undang Pencegahan Kim Soo Hyun, Good Day Hapus Wajahnya