Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 17 November 2021 | 08:45 WIB
Pria asal banjar Petapan Kaja, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo Jembrana Bali, I Gede Sugiana (40) sukses mengembangkan usaha jual beli bonsai. [Foto ; ist/beritabali.com]

SuaraBali.id - Pria asal banjar Petapan Kaja, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo Jembrana Bali, I Gede Sugiana (40) sukses mengembangkan usaha jual beli bonsai. Padahal awalnya ia hanya sebagai kolektor dan pecinta bonsai, saat pandemi justru hal ini malah membuahkan hasil.  

Tak hanya menekuni bonsai, ia juga memiliki keahlian mengukir pasir laut dan pasir Karangasem yaitu sos (tukang ukir pasir).

Dituturkan I Gede Sugiana bahwa hobinya mengoleksi bonsai ini ia lakukan di waktu senggang dan ternyata membuahkan hasil. Selain itu juga memiliki nilai jual yang cukup lumayan.

Beberapa koleksi yang dimiliki terdiri dari bonsai pohon Boni, pohon loa, pohon Perengut, pohon Kelapa dan masih banyak 20 jenis pohon yang dikoleksinya.

"Bagi pecinta dan pengkoleksi bonsai tentu jenis tanaman itu banyak yang melirik. Bahkan perawatan seperti tanaman buah antara lain pupuk urea, pupuk MPK, dan organik. Dan juga persentase nasi basi yang direndam air dan dicampur kotoran kambing. Itu justru menghasilkan upaya yang optimal dari pohon tersebut," ungkapnya, Selasa (16/11/2021) sebagaimana diwartakan beritabali.com – Jaringan Suara.com.

Ia juga menjelaskan, perawatan sehari-hari hanya memperhatikan tumbuh akar dan daun sehingga bisa melakukan pembentukan secara alami dari jenis pohon yang akan diproses bonsai.

"Sementara kesulitan masih juga sedikit terkendala, hal ini perlu banyak dukungan baik program perintah daerah, sehingga usaha pengembangan pecinta bonsai bisa mendapat angin segar," imbuhnya.

I Gede Sugiana megharapkan bagi para pecinta bonsai agar jangan ragu untuk mengembangkan kreasi bonsai sehingga tanaman jenis ini tidak punah begitu saja. Malah, katanya, di Jepang tanaman bonsai menjadi identik budaya di luar.

Load More