Kepiawaiannya dalam menari semakin terasah dengan menempuh pendidikan ke sekolah Konservatori Karawitan (Kokar) Bali pada 1960 hingga 1963. Kemudian dilanjutkan di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar mulai tahun 1967.
Saat di Kokar Bali, dia banyak belajar teori dan teknik tari, serta mendapatkan dorongan yang kuat agar terus menekuni seni dari I Nyoman Kaler, guru tari yang sangat dihormatinya.
Semasa bersekolah di Kokar Bali, diapun merasa terpanggil untuk belajar tari Legong Keraton Saba langsung dari para pelaku seni di Desa Saba, Kabupaten Gianyar Begitu tamat di Kokar, Arini juga langsung dipercayakan menjadi guru di sekolah tersebut dan berstatus sebagai guru PNS.
Tanamkan kecintaan seni
Sebagai seorang maestro seni tari, ibu dari empat putra-putri ini merasa terpanggil bisa melanjutkan kiprah pamannya, Wayan Rindi, untuk bisa mengajar tari Bali pada generasi muda setelah Rindi meninggal pada 1976.
Sanggar Tari Bali Warini, secara tidak terencana tercetus namanya ketika ditanya nama sanggar saat menjadi pengisi acara program Bina Tari di Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) sekitar tahun 1979. Selama 10 tahun, dari 1979-1989, Arini menjadi pengisi tetap program Bina Tari, yang semakin membuat namanya terkenal bagi pemirsa di Tanah Air.
Pada awalnya, siswa yang belajar menari di Sanggar Tari Bali Warini sekitar 30 orang dan mereka belajarnya di bawah pohon. Seiring waktu, setiap tahunnya ratusan siswa telah berhasil menjadi penari berkat sentuhan telaten Arini.
Sanggar yang dibinanya bersama anak dan mantan muridnya itupun tetap eksis hingga saat ini dan Arini yang telah berusia 78 tahun masih bersemangat dan sabar melatih anak-anak menari.
Bagi maestro seni tari Condong yang menguasai Condong gaya Wayan Rindi, Condong gaya Legong Saba dan juga untuk Arja dan Gambuh itu, mengajarkan tari Bali kepada generasi muda bukan sekadar penguasaan teknik semata.
Namun, bagaimana menanamkan nilai-nilai kecintaan generasi muda terhadap seni adiluhung. Tak saja mengajar siswa dari wilayah Bali, mereka yang belajar datang dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan hingga mancanegara.
Ada yang datang langsung dari Inggris, Perancis, Amerika Serikat dan yang terbanyak dari Jepang yang datang langsung ke sanggar tarinya itu. Rata-rata warga negara asing yang belajar menari merupakan guru seni ataupun pemilik sekolah seni di negaranya. Arini pun beberapa kali diundang langsung ke luar negeri untuk mengajar tari di sekolah mereka.
Diplomasi budaya
Disela-sela menunaikan tugas sebagai guru tari, Arini malang melintang melakukan diplomasi budaya dengan menari dan sekaligus mengajarkan tari ke berbagai belahan dunia seperti ke Jepang, Korea Selatan, Belanda, Belgia, Perancis, Inggris, Swiss, Jerman, Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya.
Lawatan perdananya ke luar negeri pada tahun 1965 membawakan tari Pendet untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Filipina. Dalam kunjungan tersebut juga berkesempatan tampil membawakan tari Trunajaya dihadapan menteri setempat.
Setelah puluhan tahun menjadi guru tari, Arini pada tahun 1996 hingga pensiun pada 2003 kemudian mendapat tugas baru sebagai Pengawas SMA/SMK. Disela-sela sebagai pengawas, istri dari I Gusti Made Alit (almarhum) ini mendapat kepercayaan mengajar tari di Grup Gamelan Sekar Jaya di California, Amerika Serikat dari tahun 1999-2005.
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali
-
5 Mobil Keluarga dengan 'Kaki-Kaki' Jangkung Anti Banjir