Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Minggu, 07 November 2021 | 12:00 WIB
Ni Ketut Semioni membuat kue khas Jembrana yakni kue Bendu. [beritabali.com]

SuaraBali.id - Warisan tradisi khas Bali tidak hanya seni dan budaya. Kuliner juga merupakan salah satu hasil tradisi masyarakat Bali yang beberapa diantaranya masih terus dilestarikan rasa dan cara pembuatannya.

Salah satunya adalah kuliner Kue Bendu Khas Jembrana Bali. Seorang pemilik usaha Kue Bendu bernama Ni Ketut Semioni (51) terus mempertahakan usahanya di Banjar Munduk Desa Kaliakah Kecamatan Negara, Jembrana Bali.

Awalnya ia hanya ikut bekerja bersama kakak, karena punya keahlian buat jajan dadar. Akhirnya, ia tekun menggeluti pembuatan kue Bendu tahun 2002.

Ni Ketut Semioni saat itu menceritakan, untuk olahan bahan yang dibutuhkan daun, kelapa, gula merah dan gula pasir. Sedangkan untuk bahan isian dalam kue dibutuhkan tepung ketan.

Tepung diaduk bersamaan dengan air dijadikan bahan adonan. Setelah itu dicetak di atas wajan dipanaskan.

Olahan yang sudah jadi di bungkus daun pisang. Untuk pesanan 100 bungkus hanya dikerjakan dengan waktu 1 jam, dengan proses bahan lengkap.

"Setiap hari dijual ke pasar dengan jumlah 150 - 2.000 bungkus kue Bendu. Dengan harga harga 1 bungkus seribu. Ada juga orderan khusus resepsi pernikahan, dan terkadang untuk upacara adat. Untuk menggaji karyawan 4 orang, dihitung jumlah pesanan 100 bungkus dibayar Rp.5.000," ujarnya kepada beritabali.com – Jaringan Suara.com beberapa waktu lalu.

Ia juga menjelaskan, hasil kue Bendu olahan panganan khas Jembrana ini tetap mempertahankan nilai tradisi.

"Walaupun dari produksi kesulitan dalam permodalan, tapi tetap berusaha dengan cara apapun. Pernah ikut lomba KWT (Kelompok Wanita Tani) jajanan kue Bendu meraih juara pertama tingkat Kabupaten tahun 2010," katanya.

Load More