Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 11:00 WIB
Pura Beji Yeh Bubuh, Tabanan, Bali

SuaraBali.id - Banyak orang percaya bahwa pura di Bali memiliki kisah magis dan bisa mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya ketika nangkil di sana. Beberapa pura juga dipercaya mempunyai anugerah kesembuhan bagi yang sedang sakit.

Tak hanya itu, adapula kepercayaan masyarakat setempat bahwa pura tersebut mempunyai penungggu baik yang kasat maupun tak kasat mata. Seperti yang dipercaya ada di Pura Beji Yeh Bubuh di Desa Petiga Kangin, Banjar Petiga, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali.

Menurut Jero Mangku Pura Beji Yeh Bubuh, Ni Nengah Seniati, (Rabu (7/7/2021) menyampaikan, selain adanya sumber mata air dengan beberapa pancoran diyakini memiliki khasiat penyembuhan bagi krama terserang penyakit kulit, si sumber mata air dengan telaga tersebut dihuni oleh penunggu berupa ikan jenis Julit berukuran lumayan besar dibanding ukuran Julit pada umumnya dan terkadang ada juga muncul Udang.

Selain itu, menurutnya, ada juga penunggu yang tidak kasat mata yang berupa Naga Putih serta Tiga Ular di sekitar Pura.

"Di Pura tersebut, ada telaga di sana dimana terdapat ikan Julit, Udang dan ada beberapa penunggu yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu saja, berupa Naga Putih dan Tiga Ular Sabuk yang salah satu ular berwarna Hijau," katanya.

Untuk kemunculan ikan Julit tidak begitu saja muncul, biasanya akan muncul jika pemedek yang tangkil membawa Tipat akelen serta beberapa butir telor Ayam maupun Bebek yang dihaturkan di telaga.

Kemudian menurut Jero Mangku, maka ikan julit tersebut berlahan-lahan akan muncul menampakkan dirinya untuk beberapa saat.

"Biasanya jika pemedek ingin melihat kemunculan ikan Julit tersebut, bisa membawa tipat akelan dan beberapa telor Ayam maupun Bebek. Biasanya akan langsung muncul Julit tersebut," jelasnya.

Sedangkan untuk penunggu penampakan Naga Putih biasanya tidak sembarang pemedek dapat melihatnya karena hanya orang-orang tertentu saja dapat melihat penampakannya.

"Naga itu (Penunggu Naga Putih) hanya tertentu saja dapat melihatnya, jadi tidak sembarangan. Kalau saya sendiri tentu dapat melihatnya dan bisa langsung menampakan dirinya, biasanya kemunculannya pada siang hari jam 12 an," ungkapnya.

Sejumlah pancoran tepat berapa di bawah telaga tersebut digunakan oleh pemedek untuk melukat. Di pancoran tersebut diyakini juga mampu menyembuhkan penyakit, berupa penyakit kulit (Gatal-gatal).

"Pancoran tersebut bisa menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal. Bagi pemedek yang ingin tangkil dan nunas pelugraan bisa membawa banten berupa Pejati untuk dihaturkan. Adapun proses persembahyangan, pemedek terlebih dahulu melukat di pancoran kemudian lanjut melakukan persembahyangan guna memohon kesembuhan," paparnya.

Tidak ada pantangan apapun saat tangkil ke Pura Beji Yeh Bubuh. Dari penuturannya banyak pemedek yang datang dari Denpasar, Negara, Karangasem atau hampir dari sebagian Kabupaten di Bali pernah sembahyang dan melukat guna memohon kesembuhan.

Load More