Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 20 Oktober 2021 | 08:20 WIB
Cerita Rakyat Bali Manik Angkeran (Dongeng Kita/https://www.youtube.com/watch?v=thO2oOAPG28)

Ia bahkan harus berhutang untuk membayar kekalahannya. Namun itu tidak membuatnya jera. Ia terus berjudi dan menyabung ayam.

Lama-kelamaan, Manik Angkeran mencuri harta ayahnya untuk membayar utang-utangnya.

Sidhimantra yang mengetahui hal itu berkata, “Anakku, berjudi tak akan bisa membuatmu kaya, justru akan membuatmu miskin. Berhentilah selagi belum terlambat.”

Namun Manik Angkeran tidak peduli. Lambat laun, harta ayahnya pun habis untuk membayar utang.

Baca Juga: Cerita Rakyat Bali Danau Batur dan Sosok Kebo Iwa yang Besar, Pemarah, Namun Baik Hati

Cerita Rakyat Bali Manik Angkeran (Dongeng Kita/https://www.youtube.com/watch?v=thO2oOAPG28)

Ia lalu merengek, “Ayah, tolonglah aku. Mereka akan membunuhku jika aku tak membayar hutang.” Ayahnya menghela napas. Harta mereka sudah tak bersisa. “Apa yang harus kulakukan untuk menolong anakku?” pikirnya. Ia tak mau anak semata wayangnya itu mati sia-sia.

Sidhimantra berdoa memohon petunjuk pada Dewata. “Temuilah Naga Besukih di Gunung Agung. Mintalah sedikit hartanya untuk membayar utang-utang anakmu,” tiba-tiba terdengar bisikan gaib.

Sidhimantra pun bergegas menuju Gunung Agung untuk bertemu dengan Naga Besukih.

Sesampainya di Gunung Agung, Sidhimantra membunyikan genta seperti petunjuk dalam mimpinya. Naga Besukih yang mendengarnya pun keluar.

“Siapa kau? Apa maksud kedatanganmu?” tanya Naga Besukih.

Baca Juga: Cerita Rakyat Bali Calon Arang, Kisah Janda Tua Sakti Jadi Leak

“Aku Sidhimantra. Maksud kedatanganku adalah untuk meminta bantuanmu membayar utang-utang anakku, Manik Angkeran. Hartaku sudah ia habiskan. Anakku akan dibunuh jika tidak melunasi utang-utangnya,” jawab Sidhimantra.

Load More