SuaraBali.id - Pembantaian tiga juta rakyat Indonesia pada 1965 hingga 1968 masih akan terus terkenang sebagai tragedi besar di tanah air, tetapi sampai saat ini masyarakat internasional masih bungkam terhadap kejadian tersebut.
Terpikat akan kekayaan alamnya, dunia luar amat mencintai keindahan Bali, tetapi soal pembantaian ratusan ribu penduduk Pulau Bali waktu itu, mereka tidak pernah tahu atau juga diam saja.
Hingga saat ini belum ada satu pun orang yang menyelidiki pelaku di balik penculikan dan pembunuhan Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja.
Seluruh Rakyat Indonesia tentunya berharap agar tragedi 1965 tidak terjadi lagi di masa depan. Untuk itu, seperti dilansir BeritaBali.com, hanya ada satu jalan, yaitu rekonsiliasi nasional.
Baca Juga: Kuburan Massal Korban Tragedi 1965 Menempati Pekarangan Rumah Warga Sragen
Namun, rekonsiliasi nasional membutuhkan kerendahan hati untuk saling bermaaf-maafan dan membangun kembali saling percaya di antara semua kekuatan nasional agar bangsa ini tidak mudah diadu domba lagi.
Hal ini memang mudah untuk ditulis dan diucapkan, tetapi membutuhkan perjuangan yang keras untuk mewujudkannya. Namun, tidak ada pilihan lain bagi bangsa ini untuk bisa kembali berjalan menuju cita-cita proklamasi 1945, Indonesia adil dan makmur.
Para korban peristiwa G30s/1965 baik yang dituduh PKI maupun yang tidak terlibat PKI, pada 30 September 2012 telah disucikan secara agama Hindu dengan upakara atma wedana dan agni hotra di Monumen Bajra Sandhi.
Kegiatan yang dimotori The Sukarno Center ini kali pertama dilaksanakan di Bali. Upacara yang dipimpin sulinggih dari Sarwa Sadaka ini bertujuan untuk menghapuskan dendam politik serta diskriminasi yang terjadi selama ini.
"Salah dan benar adalah urusan Tuhan. Korban tahun 1965 yang hilang dan tidak ditemukan jesadnya kami upacarai untuk menyucikan atma dan arwah beliau-beliau. Ini menjadi penghapusan dendam politik dan diskriminasi serta upaya rekonsiliasi," ujar Arya Wedakarna, Presiden The Sukarno Center.
Baca Juga: Terletak Berdekatan, Ini Batas Laut Pulau Bali dan Nusa Tenggara
Berita Terkait
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Pembantaian Warga Sipil di Suriah, PBB Mendesak Penghentian Segera!
-
Suriah Membara, Lebih dari 1.000 Tewas dalam Pertempuran Sengit HTS dan Pembantaian Balas Dendam
-
Video Mengerikan Ungkap Eksekusi Massal di Suriah: Puluhan Mayat Ditemukan di Latakia
-
500 Nyawa Melayang! Tersangka Pembantaian Massal Tadamon Akhirnya Diciduk
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Belasan Granat Aktif Ditemukan di Huntara Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki
-
Nyepi Jembrana Jadi Sorotan: Gubernur Koster Rencanakan Pertemuan dengan Tokoh Islam di Bali
-
Nasabah BRI Diimbau Waspada, Ini Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber
-
Jadwal Pertandingan Bali United di Liga 1 Bulan April 2025, Teco Minta Pemain Jangan Gendut
-
Tradisi Unik Lebaran di Lombok: Tradisi Tiu Sampai Lebaran Topat