Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Rabu, 11 Agustus 2021 | 20:27 WIB
[Beritabali.com].

SuaraBali.id - Sampai semester pertama 2021 Pendapatan Asli Daerah atau PAD Kabupaten Tabanan masih jauh dari harapan. Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Tabanan, AA Gde Dalem Trisna Ngurah mengatakan, hingga akhir Juni PAD Tabanan sekitar 38 persen atau sekitar Rp149 miliar dari Rp391 miliar yang ditetapkan. Demikian dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id.

"Pencapaian PAD memang masih rendah, ini karena dampak pandemi dan kebijakan PPKM sebagai upaya percepatan penanganan lonjakan kasus COVID-19," jelas AA Gde Dalem Trisna Ngurah, Selasa (10/8/2021).

Tabanan kini hanya bisa mengandalkan sumber pendapatan daerah dari retribusi dan pajak, seperti Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Pbb-P2).

Selain bersumber dari pajak dan retribusi daerah, potensi pendapatan daerah lainnya yang dikelola juga dominan berasal dari DAK (Dana Alokasi Khusus) dan DAU (Dana Alokasi Umum).

Baca Juga: Ambulans Hasil Modifikasi Mobil SUV Sudinhub Jakbar Antarkan 17 Jenazah Saat PPKM

"Harapan kami, pandemi bisa cepat teratasi sehingga sumber pendapatan daerah bisa kembali pulih. Untuk itu kami selalu mengimbau warga masyarakat untuk tetap sadar akan pentingnya protokol kesehatan, terutama wajib masker di setiap aktivitas di luar rumah," lanjutnya.

Ketua Komisi III DPRD Tabanan AA Nyoman Dharma Putra menyatakan memang sulit untuk mencapai target. Pencapaian pendapatan daerah masih rendah di masa pandemi dan kebijakan PPKM dengan perpanjangan sebagai upaya menekan lonjakan kasus COVID-19 menjadi pendorongnya.

Hanya, politisi yang akrab dipanggil Gung Baron ini tetap menekankan agar kinerja OPD khususnya OPD penghasil lebih inovatif mencari peluang untuk target pajak dan retribusi. Selain mengoptimalkan pendapatan yang selama ini menjadi penghasil PAD.

Load More