Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 28 Juli 2021 | 09:41 WIB
Jusuf Kalla [IST]

SuaraBali.id - Eks Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean semprot Yusuf Kalla Mantan Wakil Presiden. Pernyataan JK soal lockdown dianggap mematikan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

Sebelumnya JK usul lockdown dan beri Rp1 juta perbulan untuk warga tak mampu.

Menurut Ferdinand, usulan tersebut merupakan hasil pilihan asal bicara dan terkesan manis bagi rakyat tapi sesungguhnya mematikan.

Ferdinand Hutahaean [Foto: Suara.com]

“Lockdown itu pilihan asal bicara. Kesannya manis bagi rakyat tapi sesungguhnya itu mematikan. 1 Jt/keluarga akan jadi perdebatan cukup atau tidak,” cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Rabu (28/7/2021).

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah 5 Warga Meninggal Bersamaan Usai Vaksin di Probolinggo?

Lebih lanjut, ia juga mempertanyakan soal dampak usulan JK terhadap perekonomian nasional.

Karenanya, ia meminta kepada JK untuk tidak menyampaikan publik khususnya soal lockdown.

Menurut dia, hal tersebut seharusnya dikaji terlebih dahulu.

Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla memberikan pernyataan tentang Idul Adha 1442H melalui video, Senin (19/7/2021). [dokumentasi]

“Bagaimana dengan ekonomi Nasional? Menyampaikan sesuatu harusnya dikaji mendalam. Jangan berikan gula kepada yang diabetes,” tuturnya.

COVID-19 global naik

Baca Juga: Cerita Pembuat Peti Mati Jenazah Covid-19 di Batam Banjir Orderan

Hanya dalam waktu 24 jam, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 562.430 kasus di seluruh dunia.

Di waktu yang sama, angka kematian juga terus bertambah sebanyak 9.261 jiwa dan angka kesembuhan bertambah 439.786 orang.

Kini situs worldometers.info mencatat akumulasi kasus Covid-19 sejak awal pandemi sebanyak 195,92 juta kasus, dengan angka kematian lebih dari 4,19 juta jiwa dan 177,62 juta kasus sembuh.

Dan per Rabu (28/7) pukul 07.15 WIB ini, kasus aktif di dunia atau orang yang positif Covid-19 masih ada 14,1 juta.

Amerika Serikat Kembali Dominasi Kasus Harian

Ketua Dewan Masjid Indonesia dan juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK. (istimewa)

Di sisi lain, Amerika Serikat kembali melaporkan kasus positif harian terbanyak dengan jumlah 52.111 kasus. Padahal hingga Mei 2021, AS telah menekan penambahan kasus positif baru hingga di bawah 10 ribu per hari.

Lonjakan kasus positif di AS kembali terjadi pada beberapa minggu terakhir, yang membuat pemerintah kembali menekankan pentingnya pemakaian masker setelah sebelumnya ada aturan bebas masker.

Orang Amerika yang telah divaksinasi penuh diminta kembali mengenakan masker di tempat umum dalam ruangan, terutama di daerah dengan kondisi wabah virus corona varian Delta meningkat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga merekomendasikan semua siswa dan guru di taman kanak-kanak hingga SMA agar memakai masker, baik yang sudah divaksin maupun yang belum.

CDC mengatakan, anak-anak harus kembali belajar tatap muka pada musim gugur dengan strategi pencegahan yang tepat.

Rekomendasi tersebut jelas bertolak belakang dengan pengumuman yang pernah disampaikan CDC pada Mei lalu. Saat kasus dinilai telah menurun, CDC mendorong jutaan orang Amerika yang telah divaksinasi untuk melepas masker.

"Di daerah dengan transmisi substansial dan tinggi, CDC merekomendasikan agar individu yang divaksinasi lengkap memakai masker di tempat umum dalam ruangan untuk membantu mencegah penyebaran Delta dan melindungi orang lain," kata CDC dikutip dari Channel News Asia.

CDC mengatakan bahwa 63 persen negara bagian AS memiliki tingkat penularan tinggi dan terjamin tidak menular jika memakai masker.

Angka Kematian Harian Terbanyak Ada di Indonesia
Sementara AS mendominasi laporan kasus positif harian, Indonesia menjadi negara yang paling banyak melaporkan kasus kematian akibat Covid-19.

Tercatat 2.069 jiwa meninggal dunia dalam 24 jam terakhir. Angka itu juga menjadi rekor baru angka kematian Indonesia selama pandemi terjadi.

Meski begitu, jumlah kasus positif baru di Indonesia juga sama tingginya. Indonesia melaporkan 45.203 kasus, kedua terbanyak setelah AS.

Meski demikian, kondisi tersebut masih dikatakan membaik oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Dikatakan, terjadi perbaikan kondisi pandemi setelah empat pekan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut penurunan kasus aktif, positivity rate, kasus harian, dan peningkatan kesembuhan baru terlihat di pekan ketiga PPKM Darurat yang kini berubah nama menjadi PPKM Level 1-4.

"Jika dilihat pada tingkat nasional baik kasus aktif, positivity rate, kasus harian dan kesembuhan mengalami perbaikan pada periode PPKM Level 1-4, setelah sempat meningkat pada PPKM Darurat," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Selasa (27/7/2021).

Wiku menjabarkan, persentase kasus aktif meningkat pada PPKM Darurat hingga 18,65 persen, lalu mulai turun hingga 18,12 persen pada 21 Juli hingga sekarang penerapan PPKM Level 1-4.

Laju positivity rate juga dikatakan turun dari 33,42 persen menjadi 31,16 persen, penambahan kasus positif harian tertinggi turun dari 56.757 kasus ke 49.509 kasus, dan angka kesembuhan naik dari 29.791 orang menjadi 37.640 orang.

Namun sayangnya jumlah kematian pada PPKM level 1-4 diakui masih terus mengalami peningkatan. Sebelum PPKM darurat kematian tertinggi sebesar 539 jiwa, kemudian meningkat pada PPKM Darurat menjadi 1.487 jiwa. Hingga saat ini mencapai rekor batu lebih darin2 ribu orang dalam satu hari.

"Perpanjangan PPKM Level 1-4 ini salah satunya dilakukan untuk meningkatkan upaya penurunan kasus kematian semaksimal mungkin," kata Wiku.

Load More