SuaraBali.id - Kejahatan baru di masa pandemi COVID-19, tabung oksigen palsu. Tabung oksigen pasien COVID-19 diisi angin kompressor tambal ban. Kejahatan ini terjadi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Tabung oksigen palsu ini terungkap dari peternak ikan hias di daerah setempat.
Anggota kelompok peternak Sol Koi di Tulungagung, Alipin, mengatakan kasus itu terungkap ketika mengetahui ikan yang diisi oksigen dari tabung yang baru dibelinya ternyata mati.
Alipin mengaku mendapat oksigen itu dari temannya pada Senin (19/7), itu pun dengan harga yang cukup tinggi.
“Kalau biasanya Rp25.000, saya dapatnya sekitar Rp100.000,” ujarnya.
Ada tiga tabung oksigen yang didapatnya. Dua tabung di antaranya bakal digunakan untuk orang sakit.
Seperti biasanya, pedagang ikan hias sering menggunakan oksigen atau udara segar itu untuk mengirim paket ikan hidup ke luar daerah.
“Kami menyadari oksigen yang kami dapat [beli] palsu setelah ikan dalam kantong plastik yang telah diisi udara dari tabung oksigen itu mati, hanya selang beberapa menit setelah pengisian,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (20/7/2021).
Ada dua kantong plastik berisi ikan koi diisi oksigen. Kemudian, beberapa ikan koi salah satu kantong plastik itu mati dalam kurun waktu kurang dari 15 menit seusai diisi oksigen.
Baca Juga: Tidak Ambil Pusing Omongan Orang, Begini Cara Hyoyeon SNSD Jaga Kesehatan Pikiran
Sedangkan ikan yang ada pada kantong lainnya bisa diselamatkan.
Curiga tabung oksigen yang didapat palsu, ia memutuskan melakukan pengujian isi tabung oksigen.
“Kami kemudian menguji tabung hitam yang kami curigai berisi oksigen palsu dengan oksgen asli,” katanya.
Caranya, lanjut Alipin, udara dari dua tabung oksigen itu dimasukkan dalam kantong plastik lalu disulut api.
Kantong yang berisi oksigen asli langsung terbakar, sedangkan yang berisi oksigen palsu sama sekali tak terbakar.
“Kalau dibakar kelihatan jelas sekali,” katanya.
Cara mengetahui oksigen asli atau palsu, lanjut dia, adalah melalui suhu tabung. Oksigen palsu dalam tabung hitam akan terasa lebih hangat, dibanding oksigen asli.
Tag
Berita Terkait
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Krisis Oksigen Mengancam Nyawa Pasien di Gaza Pasca Serangan Israel
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali