SuaraBali.id - Sudah terancam COVID-19, tenaga medis masih berisiko diancam dibunuh. Salah satu pelakunya adalah Supriyanto.
Supriyanto todong golok ke nakes minta bapaknya segera diperiksa karena mengeluh sakit perut seperti mau meninggal.
Supriyanto merupakan warga Desa Kalikobok, Kecamatan Tanon, Sragen. Kini lelaki 47 tahun itu sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pengacaman dengan senjata tajam terhadap tenaga kesehatan yang bertugas menjemput pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di desa setempat.
Peristiwa pengancaman terhadap nakes tersebut terjadi pada Minggu, 20 Juni lalu. Tenaga medis itu bernama Nakes Ririn. Ririn diancam menggunakan parang saat bertugas penjemputan warga yang terpapar Covid-19 bersama dua nekas puskesmas, yakni Ratih dan Kristanto.
Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi menjelaskan Supriyanto dijerat dengan UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Penguasaan Senjata Tajam dengan ancaman maksimal 10 tahun junto Pasar 335 KUHP tentang Ancaman Terhadap Kemerdekaan Seseorangan dengan ancaman setahun penjara.
“Kejadian itu terjadi pada pukul 16.00 WIB. Saat itu nakes menjemput warga yang terpapar Covid-19 [G] untuk dibawa ke lokasi isolasi mandiri terpusat di Technopark Sragen yang merupakan program Pemkab Sragen. Saat bertugas, nakes belum berhasil menjemput warga yang terpapar Covid-19 itu dan saat kembali menuju puskesmas, para nakes diadang tersangka yang membawa parang seraya mengancam. Isolasi di Technopark itu untuk keselamatan rakyat karena keselamatan rakuat itu hukum tertinggi,” ujar Kapolres dalam jumpa pers di Mapolres dilansir Solopos.com, Rabu (7/7/2021).
Kapolres didampingi Kasatreskrim menyampaikan tidak ada seorang pun yang boleh menghalang-halangi petugas kaitannya dengan keselamatan masyarakat.
Dia mengatakan kasus di Tanon ini menjadi pembelajaran kepada seluruh masyarakat, bahwa jangan sekali-kali melawan petugas, termasuk nakes, meskipun nakes tidak dikawal petugas keamanan.
Dia menyampaikan nakes dalam bertugas itu dilindungi undang-undang.
Baca Juga: Innalillahi, 7 Pasien COVID-19 di Bandung Meninggal Dunia karena Kekurangan Oksigen
“Saya tidak ingin ada ras ketakutan pada nakes saat bertugas. Kapolres dan Dandim menjamin keamanan dan keselamatan nakes dalam penanggulangan Covid-19. Kalau ada hal-hal yang dikomunikaiskan maka pakai cara-cara yang tidak melanggar hukum. Kami tidak ingin penanganan Covid-19 dicederai dengan hal-hal demikian. Jangan sampai moral nakes menjadi terdegradasi,” ujarnya tegas.
Kapolres menjelaskan tersangka sengaja membawa parang itu karena merasa kecewa dengan nakes yang tak kunjung memeriksa kondisi kesehatan ayahnya.
Apa pun motifnya, ujar dia, tidak ada orang di Republik ini yang berhak menganggu, menakut-nakuti petugas apa pun, terutama dalam penanggulangan Covid-19. TNI dan Polri, ujar dia, mengawal proses penanggulangan Covid-19.
Sementara itu, tersangka Supriyanto dalam kesempatan itu bercerita dengan kondisi tangan diborgol. Dia mengisahkan bapaknya dijemput petugas dan dibawa ke rumah sakit (RS). Setelah itu dikasih obat. Dia melanjutkan sakit bapaknya semakin parah dan minta dipulangkan.
“Setelah dipulangkan, bidan datang. Saya sebagai anak mendengar orang tua mengeluh perutnya sakit dan bilang rasanya mau meninggal, maka saya bilang ke bidan jangan mengurus adik saya dulu tetapi tolong bapak saya diperiksa. Entah suhu badannya atau obat yang dosisnya tinggi atau apa,” ujarnya.
Supriyanto menyampaikan karena nakes tak segera memeriksa bapaknya maka Supriyanto kecewa. Supriyanto mengaku membawa parang itu supaya bidan mau memeriksa kondisi bapaknya.
Berita Terkait
-
Raisa Hingga Marshanda, Deretan Artis yang Kehilangan Orang Tua Tahun Ini
-
Kaleidoskop 2025: 8 Artis Legendaris Meninggal Dunia, Titiek Puspa Salah Seorangnya
-
Tampil usai Ibu Meninggal, Raisa Terisak di Panggung: Ini Hal Terberat yang Pernah Aku Alami
-
Karina Ranau Larang Peliputan di Warung Milik Epy Kusnandar:Tolonglah Mengerti...
-
Richa Novisha Buka Suara soal Wara-wiri di Masa Iddah: Siapa yang Kasih Makan Anak?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali