Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 06 Juli 2021 | 13:06 WIB
Vaksinator menyuntikkan vaksin Sinovac dengan takaran 0,5 ml per dosis kepada seorang siswa SMP saat pencanangan dimulainya vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 12 - 17 tahun di SMP Negeri 8 Denpasar, Bali, Senin (5/7/2021). [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

SuaraBali.id - Dari 2 juta kasus COVID-19 Indonesia merupakan varian delta yang mematikan. Varian delta adalah varian virus corona penyabab sakit Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India.

Varian delta bisa menular 10 kali lebih cepat dibanding varian yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Seperti diketahui kasus Covid-19 harian Indonesia, masih saja terus pecah rekor data Senin (6/7/2021) menunjukan tembus 29.745 kasus baru, dan kematian 558 orang dalam sehari.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LB) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio mengakui keberadaan varian Delta turut mempengaruhi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Menkes Budi: Konsultasi Dokter dan Obat Gratis Telemedicine Baru Berlaku di Jakarta

Tak main-main Prof. Amin menemukan jika 15 persen dari total kasus Covid-19 di Indonesia, terdiri dari varian Delta.

"Saat ini varian delta sudah ditemukan sekitar 15 persen dari virus corona yang ada di Indonesia," ujar Prof. Amin saat dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu.

Prof. Amin menjelaskan jika varian ini terdeteksi setelah petugas laboratorium menindaklanjuti pemeriksaan dengan whole genom squencing (WGS), setelah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) dilakukan.

Whole genom squencing adalah kegiatan pengurutan genom (struktur) virus yang menyebar dan menginfeksi beberapa orang dalam satu wilayah.

Selanjutnya profesor yang juga Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengingatkan, lantaran varian tidak bisa dilihat dengan kasatmata maka salah satu cara untuk mencegahnya yaitu menerapkan protokol kesehatan untuk lebih diperketat.

Baca Juga: Asrama Haji Lampung Dipersiapkan Menjadi Rumah Sakit Darurat COVID-19

"Apapun virusnya, bukan hanya varian delta yang bisa menyebabkan infeksi dan masalah kesehatan yang serius. Jadi semuanya harus diberlakukan sama. Jadi harus lebih dipatuhi, standardnya sama cuma harus kepatuhannya ditingkatkan," pungkas Prof. Amin.

Load More