SuaraBali.id - Satu keluarga korban KMP Yunicee tenggelam di Selat Bali menyisahkan kisah haru. Dari 6 anggota keluarga, baru Aurelia Natasya Madina yang selamat.
Gadis 10 tahun itu harusnya bersama nenek, kakek, bapak, kakak dan adiknya. Neneknya, Sri Rahayu (66) meninggal.
Sementara Robi (bapak), Sutarji (kakek), Azwa (kakak), dan Alicia (5 tahun) hingga kini belum ditemukan.
Dari keterangan bibinya, yang juga menjadi korban selamat Rosi Pujiningsih, Aurelia masih trauma berat dan syok pasca kejadian.
Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Minta Pencarian Korban KMP Yunicee Diteruskan
Rosi yang tahu betul karakternya, mengungkap jika Aurelia sekilas diajak berdialog seperti biasa saja.
Namun jika dalam kondisi diam, ia pasti mengingat-ingat kejadian malam tragis tersebut.
"Sejauh mungkin agar menghindari kerumunan dulu, karena kondisi begitu akan mengingatkan dia pada peristiwa malam itu," kata dia sembari menuturkan karakter Aurelia adalah anak yang ceria, banyak dandan, dan berbeda dengan adik dan kakaknya.
Ia memang berinisiatif untuk membawa Aurelia untuk konseling untuk pendampingan pascakejadian.
Namun pihak Pemkab Jembrana nampaknya sudah responsif dengan memberikan pendampingan konselor kepada Aurelia.
Baca Juga: Belasan Korban KMP Yunacee Tenggelam Masih Hilang, KN SAR Permadi Dikirim ke Selat Bali
Konselor dr. I Gusti Agung Ayu Putri Yuni Aryanti yang menangani Aurelia menjelaskan untuk anak yang baru mengalami kejadian atau peristiwa tragis memang perlu pendampingan.
Tujuannya agar tidak terlalu kejadian yang traumatik yang dialaminya.
"Kondisi saat ini masih trauma tetapi kondisi itu tidak ingin dimunculkan. Ia masih mengingat kejadian itu tentunya jika kembali lagi membuatnya seperti "kepepet" hingga membuatnya menjadi ketakutan," jelasnya.
Ia mengatakan memang memori kejadian itu kemungkinan kembali, tapi pelah-pelan jika nanti Aurelia bisa menerima akan kembali pulih seperti biasa.
Yuni Aryanti pada saat melakukan konseling hanya melakukan pemeriksaan lewat wawancara dengan pendekatan yang ramah dan komunikatif.
Sementara itu, sebelumnya Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan pihaknya berupaya melakukan proses pendampingan bagi korban selamat KMP Yunicee yang tenggelam.
Hal ini guna meminimalisir dampak psikologis bagi korban yang selamat.
Ia berharap pendampingan itu bisa mengendalikan dampak emosional atas musibah tenggelamnya kapal yang menelan korban jiwa tersebut.
Rencananya Bupati Tamba akan mengunjungi warganya yang selamat dari musibah itu.
“Kita prihatin sekali dengan musibah ini. Tercatat, ada warga kami yang meninggal dunia. Mengurangi dampak psikis, kita akan berikan konseling, mengunjungi korban yang selamat sekaligus memastikan hak-hak mereka terpenuhi,“ ujar Tamba saat mengunjungi korban di Gilimanuk.
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Undangan Pernikahan Dengan Luna Maya di Ubud Diduga Bocor, Maxime Kecewa
-
Gara-gara Foto Ini Luna Maya Dibilang Anak Bali Banget Oleh Maxime Bouttier
-
Dari Lombok ke Pasar Dunia: Kisah Sukses "I Love Mutiara" Berkat Dukungan BRI
-
Di Balik Kisah Mistis Dan Pilu Jembatan Tukad Bangkung, Begini Suasana di Bawahnya
-
Nyaris Kehilangan Jessica Iskandar, Vincent Verhaag Ngaku Siap Gantikan Nyawanya