Pebriansyah Ariefana
Rabu, 30 Juni 2021 | 14:56 WIB
Kecelakaan KMP Yunicee (@kalipuro24jam)

SuaraBali.id - KN SAR Permadi ikut mencari 14 orang korban KMP Yunancee tenggelam di Selat Bali. Selain itu dua kapal cepat dari Surabaya juga ikut mencari.

Kasi Ops Basarnas Surabaya I Wayan Suyatna saat berada di Pos SAR Banyuwangi mengatakan bahwa KN SAR Permadi dan dua kapal cepat sudah diberangkatkan dari Surabaya pada Selasa (29/6) malam dan saat ini sudah dioperasikan untuk mendukung pencarian korban kecelakaan kapal di Selat Bali.

"Ada sejumlah potensi SAR lainnya juga bergabung bersama kami melakukan pencarian korban KMP Yunicee, yang hingga saat ini belum ditemukan," katanya, Rabu (30/6/2021).

Dalam upaya menemukan korban kecelakaan, ia mengatakan, penyisiran dilakukan di selatan dan utara lokasi tenggelamnya KMP Yunicee di perairan Selat Bali, tidak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk.

"Fokus pencarian kami hari ini, lima mil ke selatan dari lokasi kejadian dan lima mil ke utara dari lokasi. KN SAR Permadi sejak pagi tadi juga sudah melaksanakan operasi SAR di Selat Bali," katanya.

Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee mengalami kecelakaan di perairan Selat Bali saat membawa penumpang dan kendaraan dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk di Jembrana, Bali, pada Selasa (29/6) malam.

Menurut data Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gilimanuk, Tim SAR sudah mengevakuasi 33 penumpang kapal yang selamat dan enam penumpang yang meninggal dunia serta masih berupaya menemukan 14 korban kecelakaan yang belum diketahui keberadaannya.

Sejumlah anggota keluarga korban kecelakaan kapal berdatangan ke Posko Tanggap Darurat KMP Yunicee di Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi untuk mencari informasi mengenai keberadaan anggota keluarga mereka. Penumpang kapal yang selamat juga sudah mulai dijemput oleh keluarganya.

BMKG Peringatkan Gelombang Besar Selat Bali

Baca Juga: BMKG Peringatkan Gelombang Besar Selat Bali Masih Mengancam Usai KMP Yunicee Tenggelam

BMKG peringatkan gelombang besar Selat Bali masih mengancam usai KMP Yunicee tenggelam. Kondisi cuaca di Selat Bali juga buru.

Gelombang besar itu karena potensi cuaca di musim timur.

"Kami selalu memberikan prakiraan cuaca kepada semua pihak terkait untuk berbagai kepentingan. Khusus untuk Selat Bali, kami sudah memberikan peringatan potensi gelombang besar di musim timur seperti ini," kata Kepala Tata Usaha BMKG Jembrana Agit Setiyoko, saat dikonfirmasi di Negara, Kabupaten Jembrana, Rabu (30/6/2021).

Saat terjadi kecelakaan data di BMKG menunjukkan langit cerah berawan dengan potensi hujan rendah sampai sedang, dengan potensi gelombang sekitar 0,75 sampai 4 meter.

"Data itu merupakan prakiraan cuaca untuk tanggal 29 Juni sampai 1 Juli. Kami memang mengeluarkan prakiraan cuaca yang berlaku selama tiga hari," katanya.

Berdasarkan keterangan saksi saat peristiwa nahas tersebut, menurutnya, sesuai dengan prediksi BMKG yaitu muncul arus kuat disertai gelombang besar.

Load More