SuaraBali.id - Pada zaman Kerajaan Klungkung Bali sekira 1800-an, perlindungan terhadap kaum perempuan sudah diterapkan secara ketat bahkan cenderung keras. Laki-laki yang berani menyentuh perempuan bukan istri atau anggota keluarganya bisa dikenakan hukuman berat hingga dibunuh pakai keris.
Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, fakta ini ditulis kapten kapal dagang dari Siam (kini Thailand) bernama Chinkak.
Pengalaman Chinkak selama berada di wilayah Kerajaan Klungkung Bali ini dituliskan dalam "The Statement of Chinkak on Bali, A Nineteenth Century Siamese Accounter Bali" yang kemudian disusun Adrian Vickers dalam buku "Bali Tempo Doeloe".
Menurut catatan Chinkak, saat itu ia dan kapal dagangnya dari Krung Deva (ibukota Siam) sedang berada di wilayah kerajaan Klungkung Bali untuk melakukan kegiatan dagang.
Dalam catatannya Chinkak menulis, di hari kelima pada penyusutan bulan, tepatnya bulan keempat tahun ular (14 Maret 1846), di malam hari ia dan seorang kapten kapal dagang lain mengunjungi pasar yang ada di wilayah kota Kerajaan Klungkung.
Saat itu ada sebuah pasar khusus lelaki di bagian depan kota Kerajaan Klungkung.
Sekitar 200-300 orang melakukan aktivitas jual beli di pasar. Barang dagangan yang dijual berupa kain satin, payung, mangkok, piring dan makanan.
Di lokasi lain, di sebelah tembok kota terdapat pasar khusus perempuan. Lelaki tidak diizinkan masuk pasar khusus kaum Hawa.
Sehingga Kapten dan Chinkak juga tidak diizinkan masuk pasar khusus perempuan ini. Ia hanya bisa melihat manusia berjenis kelamin tidak sama dengannya sedang berjalan masuk dan keluar pasar dari sebelah gang. Para perempuan itu membawa barang dagangannya di atas kepala. Atau dengan cara disunggi.
Baca Juga: Best 5 Oto: Koleksi Mobil Sergio Ramos, Ada Inden Toyota Raize - Daihatsu Rocky
Chinkak mendapat penjelasan dari kapten rekannya bahwa pemisahan pasar lelaki dan perempuan ini sudah menjadi adat istiadat di Bali waktu itu.
Ketika seorang perempuan pergi keluar rumah untuk berbelanja, lelaki lain yang bukan orangtuanya, saudaranya, sepupu, atau suami tidak boleh menyentuhnya.
Jika mereka yang berjenis kelamin berbeda dan bukan anggota keluarga berani menyentuhnya, maka si perempuan akan berteriak dan membunyikan lonceng peringatan.
Kerabatnya kemudian akan segera berlari keluar rumah sambil membawa keris dan kemudian membunuh lelaki yang menyentuhnya. Tindakan pembunuhan ini tidak akan dikenakan hukuman.
Chinkak melukiskan lonceng peringatan dari perempuan yang merasa dilecehkan terbuat dari ranting atau batang pohon dan digantung di bawah pohon mangga, asam jawa, cempaka, beringin, ilang ilang dan belimbing (diduga semacam kulkul). Lonceng peringatan ini digantung 36 hingga 54 meter dari jalan utama ke kediaman raja hingga ke pelabuhan.
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu