Alasan lainnya adalah karena tidak adanya buku ataupun sloka yang menjelaskan tentang penentuan waktu samadhi, namun dari waktu-waktu yang ada terdapat beberapa waktu yang dipilih karena dianggap waktu terbaik serta dianjurkan untuk melakukan samadhi pada waktu-waktu tersebut karena terdapat alasan-alasan tertentu yang mendukung pemusatan pikiran dan samadhi.
Waktu yang dimaksud yaitu pada sekitar pukul 03.00 dini hari sampai sekitar pukul 07.00 pagi. Pemilihan waktu ini dikarenakan kondisi yang masih tenang dan hening yang dapat memudahkan serta membantu orang yang melakukan samadhi agar lebih cepat berkonsentrasi dan mencapai ketenangannya pada saat samadhi dilaksanakan, oleh karena itu faktor lingkungan yang mendukung seperti ini sangatlah dianjurkan karena mampu mempermudah proses masuk dalam ketenangan serta hening tanpa ada gangguan berupa suara bising, bau yang menyengat entah itu dari masakan atau bau yang lain, gangguan berupa panas karena teriknya matahari serta gangguan lainnya yang biasa muncul disiang hari. Kemudian waktu selanjutnya yaitu pada sore hari saat peralihan terbenamnya matahari dengan tibanya malam yaitu sekitar pukul 18.00 sampai pukul 20.00. dipilih waktu ini karena merupakan waktu yang tamasik.
Kemudian lamanya samadhi juga memiliki batasan agar tidak lebih dari 28 menit 45 detik dimaksudkan agar samadhi berjalan dengan efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal serta agar tidak membahayakan pelaku samadhi atau meditator karena seandainya samadhi dilakukan lebih dari lamanya waktu yang ditentukan ada kemungkinan berbahaya sehingga hal demikian diupayakan untuk dihindari.
Banyaknya persamaan ini mungkin terjadi selain karena muncul dan berkembang dinegara yang sama yaitu India yang memiliki satu kebudayaan yang sama, faktor lainnya disebabkan karena kemunculan Buddha sendiri yang merupakan reaksi terhadap ajaran agama Hindu, dengan kata lain agama Buddha sendiri kemunculannya berakar dan berawal dari Hindu sehingga menyebabkan adanya beberapa kesamaan. Agama Buddha kemungkinan besar menyerap beberapa ajaran agama Hindu dan kemudian mengembangkannya menjadi sesuatu yang baru sesuai masa kemunculan nya dimana pola pemikiran dan pemahaman masyarakat telah berkembang jauh dari saat kemunculan agama Hindu saat pertama kali.
Berita Terkait
-
Bahas Poligami, Ustaz Riza Muhammad: Menikah dengan Satu Istri Lebih Baik
-
Dari Penasaran Jadi Keyakinan, Celine Evangelista Ungkap Alasan Jadi Mualaf
-
Sinopsis The Chronology of Water: Debut Penyutradaraan Kristen Stewart
-
Kronologis UFC Larang Seumur Hidup Dillon Danis Gegara Baku Hantam dengan Tim Islam Makhachev
-
Hukum Mewarnai Rambut dalam Islam, Apakah Boleh Menurut Ulama dan Fiqih?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran