SuaraBali.id - Asal Usul Waisak, hari suci agama Buddha. Hari Waisak dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka.
Nama ini diambil dari bahasa Pali Wesakha, yang pada gilirannya juga terkait dengan Waishakha dari bahasa Sanskerta.
Waisak juga disebut Hari Buddha di beberaoa tempat. Umumnya, Waisak dirayakan bulan Mei pada waktu terang bulan atau purnama sidhi.
Waisak untuk memperingati 3 peristiwa penting dalam tradisi Buddha. Pertama, lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 sebelum masehi.
Kedua, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya atau Bodh Gaya pada usia 35 tahun pada tahun 588 sebelum masehi. Ketiga, Buddha Gautama parinibbana atau wafat di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 sebelum masehi.
Tiga peristiwa ini dinamakan Trisuci Waisak. Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama pada bulan Mei.
Waisak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuno.
Di Indonesia, Perayaan Hari Waisak mengikuti keputusan WFB. Secara tradisional dipusatkan secara nasional di komplek Candi Borobudur, desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah.
Rangkaian perayaan Waisak di Indonesia, pertama pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
Baca Juga: Hari Ini Gerhana Bulan Total di Indonesia, Bisa Dilihat Mata Telanjang
Kedua, ritual Pindapatta, suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/biksu oleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.
Ketiga, Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian.
Hari Raya Waisak, bersamaan dengan Hari Raya Nyepi, ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
Tag
Berita Terkait
-
Bagaimana Komunitas Umat Buddha Bergerak dalam Aksi Iklim di Indonesia?
-
Jalan Kaki 2.800 KM, Hasil Pindapata Bhikkhu Thudong Dibagikan ke Yayasan hingga Tempat Ibadah
-
Gasblock Karangejo Catatkan Kenaikan Pengunjung Hingga 1.000 Persen di Momen Libur Waisak
-
Usai Jalan Kaki 2.800 Km dari Thailand ke Borobudur, 38 Bhikkhu Thudong Singgah Lagi ke Jakarta
-
Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur: Wujudkan Perdamaian Dunia
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Urutan Makeup Sempurna Skin Prep hingga Setting Spray Khusus Pemula
-
Lari Makin Nyaman, Cedera Minggir! Ini 4 Rekomendasi Sepatu Lari Pria dan Wanita
-
Viral Bonnie Blues Bangbus di Bali Berujung Deportasi
-
7 Rekomendasi Sunscreen SPF 50: Perlindungan Extra dari Sinar Matahari
-
Bosan Tampil Gitu-Gitu Aja? Ini 5 OOTD Pria Kasual Bikin Kamu Auto Kece