Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 16 April 2021 | 03:10 WIB
Rocky Gerung di Polda Metro Jaya. (Suara.com/Yosea Arga)

SuaraBali.id - Rocky Gerung menyatakan di balik hebohnya vaksin Nusantara Terawan ada pemberontakan diam-diam dari tokoh-tokoh yang disuntik vaksin Nusantara Terawan. Bahkan yang disuntik vaksin Nusantara Terawan seakan sudah tak percaya dengan kebijakan Presiden Jokowi di era COVID-19 ini.

Sebelumnya, sejumlah elite politik di dalam negeri ramai-ramai menyatakan dukungannya terhadap pengembangan vaksin Nusantara yang digagas oleh eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Beberapa elite politik itu di antaranya adalah Sudi Silalahi, Abu Rizal Bakrie (ARB), sampai Adian Napitupulu.

Sejumlah tokoh juga secara terang-terangan menyatakan dukungannya, seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan eks Menkes Siti Fadilah Supari.

Baca Juga: Jokowi Terima Masukan Para Ahli Profesi Soal Ibu Kota Negara Baru

Dalam kacamata Rocky Gerung, apa yang dilakukan sejumlah elite menunjukkan kalau mereka tak percaya dengan kebijakan Pemerintah.

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Selain itu, mereka seolah ingin bersuara agar penggunaan vaksin asing yang selama ini digunakan untuk dihentikan.

“Bahwa mbalelo-nya tokoh-tokoh itu adalah sinyal bahwa dia tak percaya lagi dengan kebijakan pemerintah,” kata Rocky dikutip di saluran Youtube-nya, Kamis (15/4/2021).

Para elite ini seolah mendorong agar Pemerintah menggunakan vaksin Terawan Nusantara. Apalagi sinyal itu seakan tak mungkin diungkapkan ke publik.

Dukungan vaksin Terawan bentuk pemberontakan
Rocky Gerung juga mengaku melihat adanya suatu pemberontakan dari para elite. Kata Rocky Gerung, mereka seolah ingin menyatakan bahwa seharusnya ada kemandirian dalam hal pengembangan vaksin di Indonesia.

Baca Juga: Siti Fadilah Jelaskan Kenapa Bersedia Jadi Relawan Vaksin Nusantara

“Terlihat bahwa ada semacam pemberontakan diam-diam untuk tidak menerima vaksin yang lain selain vaksin Nusantara,” ujar Rocky.

Peneliti Vaksin Nusantara di RSUP Kariadi Semarang [Suara.com/Dafi Yusuf]

“Itu sebetulnya sinyal bahwa kita perlu mandiri mengenai riset tentang vaksin itu.”

Rocky menyebut hal itu masuk akal karena baginya, pengujian vaksin Terawan harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang akan menerimanya.

“Masuk akal sekali karena vaksin itu kan harusnya dia diuji di dalam ruangan sosiologis dan ruangan ekologis komunitasnya sendiri itu,” ujarnya.

“Sama seperti kita berpikir bahwa Sinovac fit and proper dengan lingkungan di China karena dari situ dimulai dan dari situ diujicobakan. Lalu diupayakan supaya dia lebih luas lagi,” ujar Rocky Gerung.

Load More