SuaraBali.id - PA 212 tidak terima dengan pengakuan teroris Condet akan ledakan bom di sidang Habib Rizieq Shihab. Dalam penangkapan teroris Condet ini ditemukan atribut FPI sampai kartu anggota FPI.
Mantan petinggi FPI yang juga salah satu pengacara Rizieq Shihab, Novel Bamukmin mengklaim empat terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 bukan anggota FPI.
Novel Bamukmin mengatakan ada propaganda menyebutkan FPI terlibat dalam aksi teror itu.
"Ini saya melihat adalah cara-cara komunis mengadu domba umat Islam," ujar Novel melansir video di kanal YouTube tvOneNews, Rabu (7/4/2021).
Novel Bamukmin juga memaparkan bahwa kelompoknya, yakni para anggota eks FPI dan para pengikut Habib Rizieq Shihab tidak mungkin melakukan hal semacam itu, yakni membom dan menodongkan senjata.
"Gak ada cara-cara kita untuk bisa melakukan hal-hal seperti itu. Itu tindakan-tindakan pengecut yang gak mungkin dilakukan oleh kita," tuturnya.
Jikalau memang ada instruksi perang, ungkap Novel Bamukmin, maka kelompoknya tidak akan melakukannya dengan cara-cara pengecut semacam itu.
"Kita kalau mau memang ada instruksi perang, ya kita hadapi, harus hadap-hadapan. Gak mungkin melakukan cara-cara pengecut. Apalagi tempat-tempat yang memang bersinggungan dengan ibadah," sambungnya.
Novel Bamukmin mengaku bahwa di FPI, tindakan-tindakan teror semacam itu tidaklah dibenarkan.
Baca Juga: Ini Permintaan Khusus Habib Rizieq Jelang Hadapi Sidang di Bulan Puasa
"Ini cara-cara komunis. Bukan cara-cara yang dibenarkan di FPI. Jangankan main bom, main senjata tajam saja sudah dilarang. Sudah dikeluarkan kalau FPI bawa senjata tajam dan senjata api," papar Novel lagi.
"Apalagi bom itu sangat dilarang dan bukan anggota FPI, bukan juga pengikut daripada Habib Rizieq," sambung Novel Bamukmin.
Novel Bamukmin mengutuk keras oknum-oknum yang mengatasnamakan dan mengaitian FPI dengan aksi terorisme. Menurut Novel Bamukmin, kemunculan oknum-oknum tersebut jelas bertujuan untuk menenggelamkan kasus pembantaian enam laskar FPI.
Selain itu, kejadian ini juga menurutnya bertujuan untuk menjelekkan nama-nama mantan anggota ormas FPI.
"Ini kita melihat ada pengalihan-pengalihan dan pembusukan-pembusukan yang dicoba untuk membunuh karakter daripada orang-orang yang berjuang di FPI dahulu," tuding Novel.
"Walaupun sudah dibubarkan, akan tetapi itu diarahkan sepertinya kepada orang-orang yang pernah terlibat dan orang-orang mantan FPI itu sendiri," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Di Reuni 212, Muncul Usulan 2 Desember Jadi Hari Ukhuwah dan Libur Nasional
-
Lampu Hijau dari Balai Kota, Reuni 212 di Monas Sudah Kantongi Izin Pramono Anung
-
Beda dari Tahun-Tahun Sebelumnya, Reuni Akbar 212 Bakal Digelar Usai Magrib
-
Terpopuler: Promo Sepatu Black Friday hingga Zodiak Paling Beruntung 24-30 November
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali