SuaraBali.id - Anggota Satgas COVID-19 ditangkap karena gelapkan dana COVID-19 di Tabanan senilai piluhan juta rupiah. Dia adalah anggota Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Desa Pujungan, Kabupaten Tabanan.
Satgas COVID-19 itu berinisial INA (39). INA ditahan pihak Kejaksaan Negeri Tabanan karena terlibat dalam kasus penggelapan dana COVID-19 dari sebuah yayasan di Kabupaten Tabanan, Bali.
"Oknum Satgas tersebut diberi kepercayaan oleh yayasan untuk menyalurkan bantuan penanggulangan COVID kepada masyarakat dan kelompok. Namun bantuan tersebut digelapkan oleh oknum satgas ini sehingga bantuan tersebut tidak dapat tersalur secara maksimal," kata Kepala Seksi Intelijen Kejari Tabanan Pande Mahaputra saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Jumat (26/3/2021).
Ia menjelaskan bahwa bantuan yang diduga digelapkan oleh oknum satgas penanggulangan COVID ini dipergunakan untuk kepentingan dirinya sendiri.
Baca Juga: Diperiksa KPK, Cita Citata: Saya Diundang Secara Profesional
Adapun jumlah bantuan tersebut sekitar Rp55 juta. Sebagian dari dana bantuan yang diduga digelapkan oleh INA sudah dipergunakan untuk kepentingan pribadi oknum tersebut.
"Saat ini yang bersangkutan sudah di tahan di Polres Tabanan, menunggu proses lebih lanjut," katanya.
Kasus bermula pada awal Juli 2020 lalu, yang mana sebuah yayasan di Tabanan, menyediakan bantuan sosial untuk masyarakat kurang mampu, terutama yang paling terdampak akibat COVID-19.
Dana bantuan tersebut meliputi pemberian sembako, uang tunai, sepeda motor, bedah rumah, dan bantuan dalam bentuk lainnya.
Selanjutnya, seorang penerima bantuan mendapatkan sepeda motor, namun tidak lama setelah itu pemiliknya menarik motor tersebut dari penerima bantuan.
Baca Juga: Kejar Vaksinasi Covid-19 untuk Herd Immunity
Kemudian, diketahui bahwa motor tersebut adalah motor bekas dan pembayarannya juga belum tuntas.
Sehingga muncul kecurigaan dari pihak yayasan, terhadap oknum satgas tersebut atas dugaan penggelapan dana bantuan penanganan COVID-19.
"Ini bukan perkara korupsi melainkan tidak pidana umum biasa ancaman pasalnya 372 KUHP, dengan pidana penjara paling lama selama empat tahun," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- Gagal Dapat Donasi 7 Turunan dari Teh Novi, Agus Salim Ganti Minta Aji Penyiram Air Keras Nafkahi Hidupnya
- Elkan Baggott Bongkar Sifat Asli Shin Tae-yong: Dia adalah Pelatih yang...
- Thom Haye: Saya Merasa Sangat Sakit...
- Hotman Paris Beri Pandangan untuk Kisruh Donasi Agus Salim, Tegas Tidak Mendukung Pihak Ini
Pilihan
-
Peran Rafael Struick Makin Penting di Klub, Jadi Alasan Tak Dilepas ke Piala AFF 2024?
-
Netizen Soroti Beda Level Bantuan Wapres Gibran vs Ma'ruf Amin: Dulu Tak Pakai...
-
Jejak Sejarah Istana Wakil Presiden: Dulu Rumah Gubernur Jenderal Belanda?
-
Media Asing Kritik Tour Prabowo untuk Mengesankan Trump dan Xi Bertepuk Sebelah Tangan
-
Kronologi NewJeans Keluar dari ADOR, Apakah Bakal Bubar?
Terkini
-
Perairan Selatan Bali Berpotensi Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter
-
Viral, Bangkai Paus 7 Meter Terdampar di Pantai Legian
-
Berniat Atraksi Lompat Setelah Minum Bir, Bule Selandia Baru Jatuh ke Tebing di Ungasan
-
Fenomena Haze Membuat Udara di Labuan Bajo Buram, Benarkah Karena Erupsi Lewotobi?
-
Ganjar Menilai Ada Peran Masyarakat Adat di Balik Kemenangan Koster-Giri di Bali