SuaraBali.id - Penyerapan gabah atau bulir padi hasil panen di Bali masih bagus, khususnya daerah Mengwi Kabupaten Badung. Untuk sekali panen dua kali setahun, total penyerapan mampu dicapai kurang lebih 1.000 ton dengan jenis varietas padi tergolong bagus. Demikian dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id.
"Untuk sekali panen penyerapan kurang lebih mencapai 1.000 ton bisa didapat. Untuk panen raya sekali saja misalnya, bulan ke-3 dan ke-4 sedangkan panen ke-2 di bulan 9,10 dan bulan 11 harga pasti tinggi dan petani pasti merasa senang saat memasuki bulan-bulan itu," jelas salah satu pemilik penyosohan gabah bernama Purnama Sari di Desa Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Rai Sujaya saat ditemui di Koplek Pergdang Bulog Sempidi,Kecamatan Mengwi, Badung (23/3/2021).
Penyerapan dari total jumlah gabah ini diserap dari beberapa petani di subak di daerah Mengwi Selatan.
"Sebagian saya beli mulai di daerah Subak Ayung, Munggu dan Subak Jepagi Let atau di seputaran Mengwi Selatan. Dengan jenis padi rata-rata Ciherang dan Cigeulis saja dengan kualitas sudah tergolong bagus," jelas Rai Sujaya.
Untuk harga gabah kering panen diambil langsung di sawah, harganya di kisaran Rp4.300 belum termasuk ongkos ke pengilingan. Jadi, untuk di Badung sampai saat ini harga Gabah paling rendah Rp 4.300 di Sawah.
"Saya sebagai pelaku langsung membeli padi kepada para petani dan membeli gabah juga kepada penebas. Jadi, bisa dikatakan semua penggilingan yang ada di Kabupaten Badung khususnya, seluruhnya mengambil gabah seharga Rp4.300 di sawah," tandasnya.
Dalam kondisi saat ini Rai Sujaya mengatakan hanya terjadi lambat panen saja, yang menyebabkan rata-rata padi sampai tua-tua dipanen oleh para petani di Badung khususnya. Hal ini disebabkan faktor cuaca tidak menentu saat ini.
"Sorenya hujan, membuat tenaga yang bekerja di sawah hanya bisa bekerja setengah hari. Biasanya 1 hektar dapat diselesaikan dua hari. Akan tetapi, karena faktor cuaca akhirnya baru selesai dalam tiga hingga empat hari saja, jadi molor waktunya," jelas Rai Sujaya.
Selain terkendala cuaca dan pemasaran, menurut Rai Sujaya juga sedikit mengalami penurunan. Dibandingkan sebelum pandemi, mengalami kondisi susut hingga 40 persen.
Baca Juga: GEGER! Anak Uje, Abidzar Dituding Sudah Musyrik Foto di Depan Pura Bali
Penurunan ini tentu disebabkan karena kondisi ekonomi masyarakat belum normal dan karena industri pariwisata yang masih sepi dan terpuruk.
"Karena orang-orang datang ke Bali saat ini sedikit, yang menyebabkan orang makan ikut sedikit atau menurun juga," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun