Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 26 Maret 2021 | 17:13 WIB
Dokter Tirta Mandira Hudhi. [Instagram/@dr.tirta]

Dokter Tirta pun heran, kalau mudik dilarang kenapa diberi peluang dengan adanya hari libur atau cuti Lebaran. Dan selanjutnya, Tirta nggak yakin penerapan larangan mudik ini bakalan tegas di lapangan.

“Di Jakarta tegas, di luar Jakarta hemmmm…..,” ujar Dokter Tirta sangsi.

Maka dari itu, Dokter Tirta meminta pemerintah sebaiknya evaluasi deh larangan mudik.

Perlu ditimbang ulang, dan sebaiknya aturan pencegahan penularan dibicarakan dengan kepala daerah, itu lebih baik.

Baca Juga: Mau Ibadah ke Tanah Suci, Calon Haji Indonesia Wajib Divaksin Covid-19

“Jadi saran saya pemerintah harus lebih baik evaluasilah. Pemerintah baiknya berkoordinasi dengan kepala daerah untuk pencegahan dan penularan Covid-19,” kata dia.

Mulai 6-17 Mei 2021 Pemerintah resmi melarang Mudik Lebaran tahun 2021. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan risiko penularan Covid-19.

Sejauh ini angka penularan dan kematian Covid-19 masih tinggi terutama pasca libur panjang.

"Cuti bersama idul fitri satu hari ada, tapi enggak boleh ada aktivitas mudik. Pemberian bansos akan diberikan," ungkap Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Jakarta dikutip dari Terkini.id, Jumat (26/3/2021).

Muhadjir Effendy mengungkapkan, aturan resmi tentang larangan mudik akan diatur lebih lanjut oleh Polri dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca Juga: Pedangdut Cita Citata Diperiksa KPK Terkait Kasus Korupsi Bansos

"Mekanisme pergerakan orang dan barang akan diatur kementerian dan lembaga terkait. Untuk kegjatan keagaman dalam rangka menyambut Ramadan akan diatur Kemenag, dan berkonsultasi dengan organisasi keagamanan," kata Muhadjir Effendy.

Load More