
SuaraBali.id - Virus corona B117 sudah masuk 6 provinsi di Indonesia. Sebanyak 6 warga terinfeksi virus corona mutasi dari Inggris itu.
Catatan ini update, Senin (8/3/2021) kemarin. Hal itu berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan awalnya ada dua kasus positif B117 di Indonesia hingga per 1 Maret 2021. Yaitu di Brebes, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat.
"Kemudian, saat ini jumlah kasus B117 yang sudah ditemukan bertambah empat kasus. Ini didapatkan dari hasil pemeriksaan whole genome sequenzing (WGS) yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) bersama dengan 15 laboratorium lainnya di Indonesia yang juga melakukan pemeriksaan WGS," ujarnya saat memberikan pernyataan resmi virtual Kemenkes bertema "Penjelasan Kemenkes Terkait Mutasi Covid-19", Senin (8/3/2021) sore.
Empat kasus B117 ini ditemukan pada empat provinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Masuk Prioritas, Ribuan Purnawirawan TNI Ikut Vaksinasi Covid-19
Lebih lanjut Badia mengaku, empat kasus B117 mengalami gejala ringan dan sedang kemudian menjalani pengobatan dan tata laksana usai positif menjalani pemeriksaan PCR mereka positif.
Kemudian, mereka menjalani isolasi terpusat di tempat-tempat isolasi. Ada juga yang dirawat di rumah sakit (RS), tetapi dengan kondisi yang ringan sedang.
Dengan begitu, ia menegaskan, tak ada kondisi empat kasus yang membutuhkan perawatan di ICU.
"Empat kasus ini kini sudah sembuh dan dalam kondisi sehat," ujarnya.
Pemerintah juga telah melakukan pelacakan kasus dan hasilnya sampai saat ini tidak ada keluarga atau kontak erat yang memiliki gejala positif. Kendati demikian, pihaknya telah mengambil sampel empat kasus dan kini tengah dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Resmi! ASN Dilarang Bepergian Mulai 10 Sampai 14 Maret 2021
"Sebab, kita ketahui bahwa karakteristik dari varian B117 ini, yaitu virus ini lebih cepat menular, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) yang belum mendapatkan laporan bukti bahwa tingkat keganasannya lebih tinggi. Ini sama seperti penelitian di negara lain ditemukan bahwa B117 lebih cepat menular, namun tidak lebih mematikan," katanya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Juni 'Mengerikan' Menanti Prabowo: Beban Utang Jatuh Tempo Capai Rp 178 Triliun, Warisan Pandemi
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
Terpopuler
- Ungkap Alasan Dukung Pemakzulan Gibran, Eks KSAL: Dia Enggak Masuk, Saya Ingin yang Terbaik!
- Mutasi Anak Try Sutrisno Batal Usai Dikaitkan Isu Pemakzulan, Purnawirawan Minta Panglima TNI Cermat
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Murah Rp3 Jutaan untuk Pekerja Keras: Pilih yang Irit atau yang Ngebut?
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
Pilihan
-
Sejarah Baru! Penjualan Mobil Listrik Kalahkan Mobil Hybrid di Kuartal I 2025
-
Bertemu Presiden FIFA di Vatikan, Jokowi Curhat Kondisi Sepak Bola Indonesia
-
Garuda Indonesia Tak Kuat Bayar Biaya Perawatan Pesawat, Erick Thohir Mau Panggil Wamildan Tsani
-
Persib Bandung Terancam Gagal Juara BRI Liga 1 2024/2025 Gara-gara Persebaya, Begini Hitungannya
-
Jual Data Demi Uang: Warga Bekasi Antre Pindai Retina di Worldcoin
Terkini
-
Link DANA Kaget Untuk Healing Tipis-tipis Setelah Menghadapi Senin yang Sibuk
-
Gara-gara Mokondo, Driver Taksi Online di Bali Habisi Kekasihnya di Mobil Terios
-
Jelang Pernikahan Luna Maya Dan Maxime Bouttier, KUA Sukawati Benarkan Ada Artis Menikah
-
GRIB Ditolak di Bali, Giri Prasta : Sudah Ada Ribuan Pecalang yang Menjaga Pulau Dewata
-
Strategi BRI: Fokus ke UMKM, Digitalisasi, dan Human Capital