
SuaraBali.id - Koordinator Komunitas Eco Enzyme Nusantara Provinsi Bali, Jokoryanto saat pembukaan gerakan uji coba aplikasi penyiraman eco enzyme di tumpukan sampah di kawasan Tempat pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar pada Minggu (21/2) sore menyatakan tekad Bali untuk menjadi pulau eco enzyme pertama di dunia.
Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan dari SuaraBali.id, eco enzyme atau cairan hasil fermentasi limbah organik akan digunakan Pulau Dewata dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Gerakan uji coba aplikasi penyiraman eco enzyme dilaksanakan Komunitas Eco-Enzyme Nusantara Provinsi Bali bekerjasama dengan Magister Sains Pertanian, Universitas Warmadewa dan Pemerintah Provinsi Bali.
Menurut Jokoryanto, gerakan uji coba aplikasi penyiraman eco enzyme di TPA Suwung merupakan langkah awal dari upaya mewujudkan Bali sebagai Pulau Eco Enzyme.
Baca Juga: TPA Mandung Tabanan Gunakan Cairan Eco Enzyme untuk Uraikan Sampah
![Eco enzym di Bali [Berita Bali/Istimewa].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/02/22/40139-eco-enzym.jpg)
Penyiraman eco enzyme tidak saja mampu mengurai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam tanah, tetapi juga akan membuat tanah menjadi subur.
"Bisa menetralisir air lindi yang dihasilkan oleh sampah Bahkan bisa mengurai banyak polutan udara," jelas Jokoryanto.
Ia menyatakan bahwa langkah pengaplikasian eco enzyme di TPA Suwung juga diharapkan dapat membantu mempercepat proses dekomposisi, sehingga volume sampah dapat dikurangi. Mengingat sampah yang dihasilkan di Denpasar 70 persenlah ada sampah organik.
Ia berharap penggunaan eco enzyme juga dapat dilakukan mulai dari rumah tangga, sehingga sampah yang dibuang ke TPA jumlahnya berkurang.
"Jadi kalau seandainya semua rumah tangga bisa membuat dan tidak membuang sampah organik ke TPA itu bisa menekan gas metan," tandas Jokoryanto.
Baca Juga: Setiap Kelurahan di Palembang Ditarget Bisa Kelola Sampah 3R
Ni Made Armadi, S.P., M.Si, Kepala UPTD Pengelolaan Sampah DKLH Provinsi Bali, menyatakan upaya penyiraman eco enzyme adalah langkah awal yang luar biasa, karena akan sangat membantu para pekerja di TPA. Selama ini para pekerja di TPA harus menghadapi bau yang tidak sedap, panas serta paparan gas metan.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Bocoran Persiapan Nikah Luna-Maxime: Belajar Kesehatan Reproduksi Hingga Baca Al-Quran
-
Sebelum Nikah, Luna Maya Sungkem dan Minta Maaf ke Ibunda: Suasana Penuh Haru!
-
Mengintip Fasilitas Mewah Tamu Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier di Bali
-
PSSI Jelaskan Alasan Pilih Bali Jadi Tempat TC Timnas Indonesia
-
Sosok Yosef Nahak, Ketua DPD GRIB Bali yang Baru Dilantik, Pecalang Khawatirkan Gesekan
Terpopuler
- Selamat Datang Shin Tae-yong! Tak Sabar Bertemu di Bali Jelang TC Timnas Indonesia
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
- Selamat Datang Mauro Zijsltra! Mau Sumpah WNI Timnas Indonesia Debut di Tim Senior FC Volendam
- 7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaik Mei 2025
Pilihan
-
Mobil Listrik Polytron G3 Diluncurkan: Harganya di Bawah Rp 300 Juta, Baterai Pakai Sistem Sewa
-
Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
-
Kapolres Sragen Garansi Hukuman Berat Predator Anak, Pasal Berlapis Menanti Guru Agama Bejat
-
Terungkap Modus Guru Agama di Sragen Cabuli Siswi SD, Berawal dari Kegiatan Ini
-
Sragen Gempar! Guru Agama Bejat Cabuli Siswi SD 21 Kali di Kelas
Terkini
-
Link Dana Kaget Sesi Malam Untuk Jajan Bila Lapar Sebelum Tidur
-
Luna Maya 'Lepas Lajang' Raline Shah Kini Jadi Pegangan Para Single yang Belum Dilamar
-
Maxime Bouttier Izin Boyong Koleksi Anime Karena Akan Tinggal di Rumah Mewah Luna Maya
-
BRI Berikan Rp632,22 Triliun Kredit Mikro untuk Dongkrak Ekonomi Rakyat Kecil
-
Link DANA Kaget Untuk Healing Tipis-tipis Setelah Menghadapi Senin yang Sibuk