Serbia vs Skotlandia: Andy Robertson Bertekad Amankan Tiket Piala Eropa

SuaraBali.id - Fullback Liverpool yang juga kapten Timnas Skotlandia, Andy Robertson mengaku bisa mengantarkan negaranya ke putaran final Piala Eropa adalah mimpinya sejak masa kecil.

Robertson berpeluang mewujudkan mimpinya itu ketika Skotlandia melawat ke Rajko Miti Stadium, Belgrade untuk menghadapi Serbia dalam laga final play-off Piala Eropa 2020, Jumat (13/11/2020) dini hari WIB nanti.

Jika terwujud, itu akan menjadi penampilan ketiga Skotlandia di putaran final Piala Eropa, setelah absen lima edisi dan terakhir kali ambil bagian dalam Piala Eropa 1996 di Inggris.

"Saya masih berusia empat tahun ketika Skotlandia terakhir kali tampil di putaran final (Piala Eropa) dan seluruh generasi saya melewatkan hal itu," cerita Robertson sebagaimana dilansir BBC Sport, Kamis (12/11/2020).

Baca Juga: Samai Rekor Buffon, Enrique Angkat Topi untuk Sergio Ramos

"Tentu saja ini menjadi suntikan tenaga tambahan, untuk menghadirkan senyum di wajah lima juta orang di kampung halaman kami," sambung fullback 26 tahun eks Hull City itu.

Robertson kini mengemban ban kapten Skotlandia yang di bawah arahan Steve Clarke melewati delapan laga nirkalah, serta mencapai final play-off dengan menyingkirkan Israel lewat adu penalti di semifinal bulan lalu.

Jika lolos ke putaran final, Skotlandia akan tergabung dengan Inggris, Republik Ceko dan Kroasia, sesuai hasil undian yang dilakukan beberapa bulan silam.

Dengan demikian, separuh dari laga mereka akan dimainkan di Hampden Park, Glasgow, yang terpilih menjadi salah satu kota penyelenggaraan turnamen.

Piala Eropa sendiri seharusnya dihelat pertengahan tahun ini. Namun imbas pandemi COVID-19, turnamen terakbar antar negara-negara di Benua Biru itu baru akan dihelat pada Juni 2021 nanti.

Baca Juga: Gareth Southgate: Padatnya Jadwal Penyebab Cedera Joe Gomez

Laga final play-off sendiri hanya dihelat satu leg --dalam hal ini Serbia beruntung menjadi tuan rumah meski laga nanti bakal tanpa penonton-- lantaran sempitnya waktu dan efisiensi ihwal masih masifnya pandemi COVID-19 di Eropa.