SuaraBali.id - Jaya Dwara Percussion, menjadi grup musik tradisi baru yang tampil pada pagelaran Festival Musik Tembi 2020. Pada FMT 2020 kali ini, kelompok musik perkusi asal Sumedang, Jawa Barat tersbebut membawakan karya nan penuh makna.
Dibawakan dengan alat musik karawitan Sunda yang kental akan nuansa khas Jawa Barat, Jaya Dwara Percussion membawakan pentas berjudul 'Neugtreug'.
Neugtreug sendiri jika diartikan dari bahasa Sunda, artinya yakni bersikukuh dengan pendirian yang diyakini tanpa peduli akan pendapat orang lain.
Karya ini mencoba menyampaikan intepretasi sikap seseorang ketika 'neugtreug' mempertahankan argumen serta superioritanya atas pendapat orang lain.
Baca Juga: Hari Ketiga FMT 2020, Grup Musik Lair di Bandara Kertajati Curi Perhatian
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan langsung melalui channel YouTube Forum Musik tembi, Jaya Dwara Percussion mengaku sangat senang bisa mendapatkan kesempatan tampil di Festival Musik Tembi 2020.
"Motivasi kami ikut dalam FTM 2020, tujuan utamanya yaitu mengembangkan relasi ya, khususnya di dunia musik tradisi baru. Selain itu, untuk memperkenalkan kelompok kecil kami Jaya Dwara Percussion di kancah nasional maupun internasional," tutur salah seorang anggota Jaya Dwara Percussion.
Penampilan Jaya Dwara Percussion kala itu sangat apik dan tentu saja, nuansa khas Sunda-nya begitu terasa. Mengenakan baju kombinasi batik, dan ikat kepala totopong, masing-masing personel tampil enerjik ketika membawakan pentas bertajuk 'Neugtreug' tersebut.
Sebagai informasi, Festival Musik Tembi (FMT) 2020 masih akan digelar sampai dengan 31 Oktober mendatang. Selain akan di selenggarakan secara daring, dengan mengusung tema “Kembul Tumandhang” konsep dan program FMT 2020 ini dititikberatkan pada proses kreatif bekerja secara bersama-sama.
Tak hanya itu saja, program FMT 2020 ini juga akan menggali isu lokal tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Baca Juga: Mantap! Komunitas dari Bali Bawakan Karya Ini di Festival Musik Tembi 2020
Setiap tahunnya FMT hadir sebagai laboratorium untuk menggali kekayaan bunyi nusantara serta ruang dialog untuk mencari kemungkinan-kemungkinan musik tradisi baru di Indonesia.
FMT juga konsisten menyediakan ruang kreasi bagi komposer dan musisi muda untuk menciptakan dan mempertunjukkan karya musik tanpa sekat genre.
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Rencana Koster Setelah Mengunci Kemenangan di Pilgub Bali 2024 Nanti
-
Wilayah NTB Diperkirakan Hujan Sepekan Ke Depan, Udara Akan Sedikit Lebih Sejuk
-
Ada Potensi Pertumbuhan Awan Hujan Meningkat di Bali, BMKG Minta Waspadai Cuaca Ekstrem
-
7 Petugas TPS di Bali Tumbang, Asam Lambung, Keguguran Hingga 1 Orang Meninggal Dunia
-
Potret Luna Bijl, Kekasih Maarten Paes yang Juga Model Selingkaran Gigi Hadid