SuaraBali.id - Pernah dengar nasihat jika terlalu baik justru tidak baik? Bukan cuma wacana, menjadi terlalu baik rupanya bisa dikaitkan dengan masalah psikologis, yakni good girl syndrome.
Ya, menjadi orang yang terlalu baik, mengiyakan segala yang diinstruksikan, serta menghindari kesalahan hingga kritik malah bisa membuat seseorang tidak bahagia. Di sisi lain, itu dapat menjadi gejala good girl syndrome.
Pada dasarnya, good girl syndrome muncul sebagai hasil didikan yang menuntut Anda menjadi orang baik. Dalam Hello Sehat, dijelaskan bahwa tuntutan menjadi baik bagi orang lain dan sekitarnya memang diperlukan. Hanya saja, orang dengan good girl syndrome jadi menggantungkan harga dirinya pada kebahagiaan orang lain.
Good girl syndrome juga membuat seseorang memendam emosi dan keinginan diri sendiri demi kepentingan atau kebaikan orang lain. Hal ini karena mereka merasa dituntut untuk menyesuaikan diri dan bermain aman demi menghindari kritikan, konflik, kesalahan, maupun penolakan.
Dikutip dari Hello Sehat, berikut beberapa ciri good girl syndrome, yakni:
- Mudah cemas ketika ada perubahan
- Merasa harus perfeksionis dan dituntut untuk selalu berprestasi
- Takut membuat orang lain kesal
- Bangga pada diri sendiri usai bantu orang lain meski merasa tertekan
- Sulit mengatakan tidak pada ajakan orang
- Terlalu terikat pada rutinitas
- Menaati aturan dan menghindari konflik
Tak boleh diremehkan, good girl syndrom nyatanya bisa berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang. Kondisi ini bahkan bisa jadi penghalang untuk apa pun yang Anda impikan karena terlalu khawatir dalam mengambil keputusan.
Intinya, menjadi orang baik memang bagus, kecuali jika Anda terpaksa berubah demi orang lain. Alih-alih memberikan kebahagiaan, sikap ini justru bakal membuat Anda mengalami burnout.
Burnout sendiri merupakan tanda stres yang memengaruhi fisik dan emosional. Burnout kerap terjadi karena merasa kewalahan dengan perintah atau rasa tuntutan yang terus berdatangan tapi terlalu sulit jika harus memenuhi semuanya.
Baca Juga: Bersosialisasi selama Pandemi Bikin Tetap Waras, Begini 4 Cara Amannya
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Bukan Hanya ATM, AgenBRILink Jadi Layanan Andalan BRI untuk Tembus ke Daerah Pelosok
-
BRI Perkuat UMKM Difabel Lewat Pelatihan Administrasi dan Wirausaha
-
Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025
-
Investor Muda Bali Serbu Bursa Saham: 1 dari 3 Investor Baru Berusia 18-25 Tahun