Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita | Shevinna Putti Anggraeni
Senin, 07 September 2020 | 09:31 WIB
Ilustrasi COVID-19 (Unsplash/Martin Sanchez)

SuaraBali.id - Pandemi virus corona baru (Covid-19) di dunia belum mereda. Bahkan, kasus infeksi virus tersebut semakin hari terus bertambah. 

Kendati begitu, para ahli mengungkap temuan baru yang menyebutkan kalau Covid-19 semakin melemah dan bisa menekan angka kematian meski kasusnya meningkat.

Hal itu karena adanya aturan jarak sosial. Seseorang yang terinfeksi hanya bisa menularkan jejak virus corona yang kurang terkonsentrasi sehingga dosis infeksi Covid-19 lebih rendah atau lebih lemah dari awalnya.

Artinya, orang yang baru terinfeksi virus corona Covid-19 akan mengalami infeksi yang lebih kecil sehingga virus tidak memiliki efek serius, mirip dengan cacar air.

Baca Juga: Viral Video Kamar Hotel Penuh Darah, Begini Cerita Lengkapnya

Meski begitu, dokter memperjelas bahwa sifat virus corona Covid-19 sekarang ini masih belum cukup diketahui, mungkinkah itu tergantung pada dosis infeksi atau lainnya.

Tapi sama halnya dengan SARS dan MERS, jumlah penularan virus corona Covid-19 di Inggris mulai mencapai titik terendah 550 per hari pada minggu pertama bulan Juli 2020.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

Saat itu, sekitar 150 penderita virus corona dirawat di rumah sakit setiap hari. Sejak Juli 2020, jumlah infeksi baru telah meningkat dengan 1.500 orang dinyatakan positif virus corona minggu lalu.

Tapi, angka kematian pasien virus corona di rumah sakit justru menurun. Saat ini, ada sekitar 450 pasien virus corona di rumah sakit yang berjuang melawan virus corona di Inggris.

"Jika Anda terpapar virus dalam jumlah yang lebih sedikit, lebih sedikit sel dalam tubuh yang terinfeksi. Jadi, ada waktu bagi sistem kekebalan Anda untuk memberikan tanggapan," jelas Dr Elisabetta Groppelli dikutip dari The Sun.

Baca Juga: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai Padang

Banyak perbandingan yang telah dikaitkan antara virus corona Covid-19 dan pandemi flu Spanyol tahun 1918. Teorinya bergantung pada dosis infeksi yang mungkin bisa memprediksi anga kejadian di masa mendatang.

Dr Groppelli mengatakan usia dan penyakit lain memainkan peran besar. Sementara, Profesor Wendy Barclay, kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London, mengatakan semua kondisi ini berkaitan dengan ukurannya.

"Jika saya harus terinfeksi virus corona Covid-19 sekarang ini, saya ingin dosis infeksi yang sekecil mungkin. Karena itu berarti peluang tubuh saya lebih tinggi untuk mengendalikan infeksi," jelas Dr Groppelli.

Load More